Ditjen Pajak “Diserang” Warganet Gara – Gara Nulis “Yesus Juga Bayar Pajak”

abadikini.com, JAKARTA- Media sosial beberapa hari terakhir dihebohkan oleh foto pamflet yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak). Pamflet tersebut berjudul “Yesus Juga Bayar Pajak”.

Dalam pamflet yang didominasi warna putih itu, ada tulisan: Yesus mengajar kita untuk memberikan apa yang menjadi hak negara, berupa pajak (Mat 22: 15-22).

Selain itu, ada pula ayat lain yang dikutip di Mat 17: 24-27, yang berbunyi: Yesus juga memberi contoh sikap taat dalam membayar Bea Bait Allah (temple tax).

Teladan lain Yesus dalam membayar pajak juga tersirat dalam Roma 13: 7a, yang berbunyi: Bayarlah kepada semua orang apa yang kamu harus bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai.

Terkait hal ini, banyak warganet yang pro dan kontra. Berikut sejumlah pendapat yang pro terhadap pampflet pajak Yesus yang muncul di timeline Twitter Ditjen Pajak:
@danieIaditya: “For me as Christian, its ok dude…”

@kurniadishaklee: “Idenya bagus. Pemikiran positif saja sesuai topik mengenai pajak.”

@leejungand: Saya sech santai ya min sebagai pengikut kristus..nga bakal bikin demo berjilid jilid kok min..kasih itu memaafkan ߘŠ

@Bas_Eagles: saya katholik dan tidak terpengaruh dengan statement ini. maksud dari admin mengingatkan kpada WP untuk taat pajak

@bony_ambon: Tim sosialisasi #kawanPajak keren. Strategi mereka cerdas & eksekusinya rapi.ߑSemoga hasilnya sesuai yg ditargetkan.

Kendati demikian, banyak juga warganet yang kontra atas pamflet ini.

@iyan_rv: Maksudnya yg beragama kristiani kurang/gak bayar pajak? #djpgakkeren

@PathRpm: Mslhnya lu ga blajar ttg sensitifitas bragama, gw AJARIN lu, dunia ya dunia, akhirat ya akhirat, jgn bawa akhirat utk keuntungan dunia.

@Rapopoaja1: target penerimaan negara masih jauh, jd bw2 agama. sm kyk pilkada.

@tambossnafu: udahlah min. Kan ada juru sita. Perintahkan aj para juru sita lbh aktif utk menyita aset para pengemplang pajak. Berani?

@janto_tohinia1: Mengapa pajak yg dipakai sebagai alat peras, hrs dikaitkan dg agama tertentu yg minoritas..??

Pro-kontra mengenai pampflet sosialisi “Yesus juga membayar pajak” menghiasi timeline Twitter Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) sejak Sabtu (7/10) lalu.

Terkait hal tersebut, Ditjen Pajak mengeluarkan pernyataan resminya. Melalui akun resminya @DitjenPajakRI, Pajak menjelaskan, dalam menyolisasikan pajak, DJP memanfaatkan berbagai sarana dan berusaha menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk umat beragama.

“Salah satunya adalah dengan membuat materi leaflet sosialisasi pajak dari perspektif agama yang diakui di Indonesia,” jelas Ditjen Pajak.

Dijelaskan pula, leaflet “Yesus juga membayar pajak” adalah dari perspektif agama Kristen. Ditjen Pajak juga membuat leaflet dari perspektif agama-agama lain

 

“Dalam pembuatan leaflet tersebut, Ditjen Pajak melibatkan penulis-penulis dari masing-masing agama. Materi tersebut juga disesuaikan dengan materi kesadaran pajak,” jelasnya.

Sejumlah pernyataan lain dari akun resmi @DitjenPajakRI, antara lain:

  • Dalam Materi kesadaran pajak tersebut dimasukkan dalam Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama untuk pendidikan tinggi.
  • Materi sosialisasi pajak berdasarkan ajaran agama tersebut tentunya diperuntukkan bagi penganut masing-masing agama.

  • DJP menyampaikan permohonan maaf apabila ada pihak yg merasa kurang nyaman atas beredarnya leaflet tersebut. Demikian untuk menjadi maklum. (ak.tribun)

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker