PASAL PENISTAAN ITU MEMANG ADA

 

Ulasan Alexander David Pranata Boer,

Ketua Bidang Komunikasi dan Opini Publik PBB
abadikini.com, JAKARTA – Bahwa pasal penistaan dan penghujatan itu ada di setiap negara. Bagaimana keberadaan hukumnya, dan siapa pihak2 yang merasakan penistaan itu sehingga dapat diproses hukum agar mendapatkan rasa keadilan, itu sesuatu hal yang berbeda cara penerapannya, yang tergantung pula pada kondisi sosial dan nilai2 yang dianut masyarakat setempat.

Di era global seperti saat ini, memang seperti tanpa batas jika ada satu kelompok masyarakat negara mengomentari kejadian di negara lain dan menginginkan cara melihat kasusnya seperti di negaranya sendiri, bahkan menginginkan penanganan sebuah kasus penistaan sesuai dengan cara dan kondisi negaranya sesuai dengan pemahaman mereka sendiri.

Menghormati hukum di negara yang berdaulat adalah sebuah bentuk tata krama dalam pergaulan internasional.

Saya mencoba mensarikan setelah membaca sebuah ulasan RELIGIE EN FILOSOFIE oleh Stijn Fens– 12:01, 14 mei 2017 dalam de Verdieping Trouw Belanda dibawah ini.

KOLOM minggu ada banyak hal, tapi ini minggu penghujatan. Di Irlandia, aktor Inggris Stephen Fry dan ateis akan dituntut untuk hanya fakta bahwa ia menyebut dirinya Tuhan dua tahun lalu yang dianggap berbahaya dan gila, dan lain sebagainya.

Di Indonesia, Gubernur DKI Jakarta yang Kristen, Basuki Tjahaja Purnama, yang dikenal sebagai Ahok, diharapkan untuk akan mendapatkan penangguhan, karena dia menjalani penahanan dua tahun atas penistaan terhadap agama islam.

Bagi seseorang atheist, yang tidak percaya pada Tuhan, Stephen Fry akan terlihat bahwa dia sangat baik. Dalam Program TV ‘The Meaning of Life “ia bertanya lebih lanjut tentang apa yang akan ia katakan jika ia tiba-tiba setelah kematiannya dia berdiri di depan Tuhan. “Mengapa banyak anak2 menderita, ada kanker tulang, banyak kesengsaraan, bencana alam, bus jatuh ke jurang, mengapa ada badai yang menghancurkan, itu karena diperlakukan sekehendak Tuhan. Apakah Tuhan Adil?”
Stephen Fry menyampaikan ini dengan gaya humor dan cenderung mengejek. Lalu ada pemirsa yang melaporkan tontonan ini ke Polisi. Dalam penyelidikannya Polisi menyatakan menemukan banyak pihak yang tidak tersinggung dan akhirnya diputuskan untuk tidak menuntut Stephen Fry ke polisi Irlandia.

Saya jadi tertawa terbahak-bahak ketika saya membaca tentang nasib gubernur Kristen Jakarta. Ahok mengatakan pada kampanye bahwa Al-Quran melarang umat Islam untuk memilih seorang non-Muslim. Akibat penyataan Ahok itu: banyak yang protes, Ahok kalah pemilu, dan jadi sekarang dihukum dua tahun penjara.
Motif politik cenderung memainkan peran dan fakta bahwa Ahok tidak membantu minoritas Cina di Indonesia, tetapi juga tidak bekerja sama dengan Muslim Indonesia konservatif.

Indonesia atau Irlandia, cukup ada perbedaan. Penghujatan tidak ada hubungannya dengan Tuhan, atau membuat Tuhan merasa terhina. Pada akhirnya itu semua itu tentang ketahanan dan kepentingan pengikutnya.

Dan satu hal lagi, ada beda perbedaan tipis, yang sulit saya bedakan. Mengapa Tuhan peduli dengan Albury aktor di Irlandia atau seorang gubernur di Indonesia. Ajari aku Tuhan. Tulis Stijn Fens.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker