Korupsi DPR, Dewie Pasang Tarif Dana Pengawalan Anggaran

abadikini.com, JAKARTA – Dewie Limpo yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan KPK ternyata memasang tarif untuk “dana pengawalan” anggaran di DPR.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Hanura disebut meminta dana tujuh persen sebagai “dana pengawalan” anggaran dari pemerintah pusat untuk pembangunan pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua.

“Pada pertemuan tanggal 18 Oktober itu, Bu Dewie tanya program apa yang mau dibayarkan? Saya bilang waktu itu katanya kesepakatan pembangkit listrik tenaga surya tapi Bu Dewie bilang siapkan ‘dana pengawalan’, katanya awalnya 10 persen tapi setelah ditawar jadi tujuh persen supaya diloloskan pekerjaan untuk kabupaten Deiyai,” ungkap saksi Rinelda Bandaso dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Kamis (21/1/2016).

Rinelda yang merupakan asisten pribadi Dewie bersaksi untuk dua terdakwa yaitu Kepala Dinas ESDM kabupaten Deiyai, Papua, Irenius Adii dan pemilik PT Abdi Bumi Cendrawasih Setiady Jusuf yang didakwa menyuap anggota DPR Dewie Yasin Limpo sebanyak 177.700 dolar Singapura.
Irenius sebelumnya pada Maret 2015 telah memasukkan proposal usulan bantuan dana pembangunan pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai tahun 2015 kepada Dewie melalui Rinelda.

“Dia (Irenius) mengajukan ke saya dan saya sampaikan ke Bu Dewie, adik saya juga telepon dari Deiyai kalau di sana tidak ada listrik dan di kabupaten ada mesin dengan trafo tapi tidak ada kabel dan tiang untuk pemasangan jaringan. Saya bilang ada program pemerintah, program gratis listrik yaitu tiang dan kabel, tapi masukkan saja proposalnya untuk dibawa ke Dewie,” ujar Rinelda menjelaskan proses penyerahan proposal.
Rinelda yang juga menjadi tersangka dalam perkara yang sama mengaku bertugas untuk “mengawal” proposal yang diajukan oleh Irenius.
“Saya hanya mengawal proposal yang disampaikn Pak Irenius, ada masyarakat Toraja di Deiyai dan ini menyangkut hajat hidup orang banyak di sana,” kata Rinelda yang merupakan pengurus DPC Partai Hanura Toraja tersebut.

Rinelda pun menilai bahwa proposal yang disampaikan Irenius sudah memuat hal-hal yang dibutuhkan.
“Sudah ada tanda tangan dari PLN Papua dan tinggal saya sampaikan ke Bu Dewie,” jelas Rinelda.
Rinelda sendiri tahu dari Dewie bahwa ada anggaran Rp2 triliun yang akan dianggarkan ke kementerian BUMN dan di antaranya ada yang akan dialirkan ke Ditjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM (EBTKE) sebesar Rp50 miliar.
“7 persen itu dari jumlahnya Rp50 miliar kalau saya tidak salah,” ujar Rinelda. (asep.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker