Guru Dan Siswa Di DKI Dilatih Tanggap Bencana

abadikini.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan program Sekolah Aman Bencana untuk mengurangi risiko bencana, baik kebakaran maupun gempa, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Dalam program ini, guru dan peserta didik serta masyarakat di lingkungan sekitar sekolah dapat mengelola bencana dan tanggap terhadap bencana sedini mungkin.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Denny Wahyu Haryanto mengatakan program Sekolah Aman Bencana telah diluncurkan sejak dua tahun lalu.

Sudah ada 67 sekolah yang menjadi perintis Sekolah Aman Bencana. Diharapkan, puluhan sekolah ini dapat mengimplementasikan program tersebut 100 persen pada tahun 2017.

“Kategori aman yang dipelajari yakni tiga tataran, pertama manajemen penanggulangan bencana. Tidak hanya murid, tapi juga guru dan lingkungan sekitar dididik mengenai manajemen bencana. Kemudian peningkatan pendidikan pengurangan risiko bencana dan pengembangan sarana prasana (Sarpras) sekolah aman bencana,” kata Wahyu dalam acara Deklarasi Rintisan Sekolah Aman Bencana DKI Jakarta di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (19/1).

Lanjut Denny, dalam menjadikan sekolah aman bencana, BPBD DKI tidak dapat bekerja sendiri. Melainkan harus bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI lainnya.

Seperti untuk pembuatan pedoman manajemen penanggulangan bencana dan melakukan pembinaan pengembangan kapasitas bencana dilakukan oleh BPBD DKI bersama dengan beberapa LSM. Yaitu YTBI, Save the Children-Yayasan Sayangi Tunas Cilik dan Wahana Visi Indonesia.

“Tapi untuk pengembangan sarpras sekolah aman bencana seperti jumlah tangga dan luas tangga serta jalur evakuasi di sekolah itu dilakukan Dinas Pendidikan serta Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI,” ujarnya.

Kemudian, Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI memberikan izin sertifikat layak fungsi kepada sekolah. Serta pendidikan pengurangan risiko bencana diserahkan ke tangan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

“Kita mau bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, supaya betul-betul bisa kita rintis Sekolah Aman Bencana di seluruh wilayah DKI Jakarta. BPBD DKI nggak bisa bekerja sendiri, banyak leading sector yang kita libatkan,” tuturnya.

Menurut Denny, untuk pembelajaran mengenai manajemen pengelolaan bencana dan pengurangan risiko bencana, tidak perlu dimasukkan sebagai pelajaran ekstrakurikuler. Melainkan akan dimasukkan dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.

“Kan di sekolah ada gugus. Yakni, ada beberapa sekolah dalam satu kecamatan. Kita akan masuk di situ, membina guru-gurunya. Nanti guru akan memberikan pembinaan kepada muridnya,” katanya.

Selain 62 sekolah di Jakarta yang sudah mengimplementasikan Program Sekolah Aman Bencana, hari ini, sebanyak 400 sekolah di Jakarta mendeklarasikan Program Sekolah Aman. Terdiri dari 150 SD, 80 SMP, 45 SMA, dan 25 SMK. Semuanya berada dibawah koordinasi Dinas Pendidikan DKI.

Kemudian 60 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 30 Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan 10 Madrasah Aliyah (MA). Ketiganya berada dibawah koordinas Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta.

Setelah pencanangan ini, lanjut Denny Wahyu, Pemda DKI mulai mengembangkan Program Sekolah Aman di lima sekolah sebagai proyek percontohan, untuk kemudian dikembangkan di sekolah-sekolah lainnya.

“Kita berharap dukungan dari semua pihak, terutama dari beberapa LSM mitra BPBD yang selama ini mengembangkan Program Sekolah Aman di Jakarta,” ungkapnya. (udin.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker