Ratu Erma Rahmayanti : Pemerintah Tidak Mampu Lindungi Ibu Dan Anak

kongres ibu nusantara 3, -1

 

abadikini.com, JAKARTA – Ketua DPP Musllimat Hizbit Tahir Indonesia (MHTI) mengatakan pemerintah hari ini tidak mampu melindungi ibu dan anak, karena mengadopsi ideologi sekuler kapitalis ala Barat.  Hal ini disampaikan dalam pidato di pembukaan Kongres Ibu Nusantara k3-3 di Balai Sudirman Jakarta, Sabtu (26/12/2015).

Sekitar 3.000 ibu dari Jabodetabek menghadiri Kongres Ibu Nusantara ke-3 yang diselenggarakan oleh Muslimat Hizbut Tahir Indonesia,  turut hadir dalam kongres tersebut tokoh PP Aisyiyah Hj. Noorni Akma dan Tokoh ICMI DR. Alisa Khadijah.

Kongres yang mengambil tema Negara Perisai Hakiki Bagi Ibu dan Anak itu sengaja digelar untuk menyatukan langkah menyongsong tegaknya khilafah sebagai sistem kehidupan berbasis ideologi Islam yang menjadi dambaan umat, termasuk kaum ibu.

Ustdzah Ir, Ratu Erma Rahmayanti menyoroti fakta terkini kaum ibu dan anak di Indonesia, negeri-negeri muslim, bahkan di negeri Barat pun kondisinya sangat memprihatinkan. Kaum Ibu dan Anak sering jadi korban kejahatan, penindasan, pelecehan seksual  dan KDRT.

“Kondisi buruk itu sudah mencengkeram bak monster, pertanyaannya, siapa yang bertanggungjawab untuk menyelesaikannya? Apakah keluarga, masyarakat atau negara?” Kata ustadzah Erma dalam pidatonya di pembukaan Kongres, Balai Sudirman Jakarta, Sabtu (26/12/2015)

Ustadzah Erma mengatakan saat ini keluarga tak lagi aman dari kejahatan seksual, kekerasan dan bahkan konflik rumah tangga. Maka, tidak bisa jika keluarga itu sendiri yang diserahkan untuk melindungi ibu dan anak.

“Pelaku kejahatan banyak dilakukan anggota keluarga sendiri, padahal keluarga harusnya tempat yang aman,” kata sang ustadzah.

Sementara masyarakat juga demikian, tidak mampu menjamin keamanan karena justru di masyarakatlah tumbuh subur kejahatan terhadap ibu dan anak.

Menurut Erma, pemerintah tidak mampu memberi jaminan keamanan dan perllindungan bagi ibu dan anak . “Sementara pemerintah hanya ibarat wasit saja, tidak mampu memberi jaminan keamanan dan perlindungan,” tegasnya.

Seharusnya, lanjut Erma, negaralah yang berperan utama dalam melindungi perempuan dan anak-anak. Negara Islam melalui Khilafah sajalah yang mampu melakukan perlindungan hakiki dengan seperangkat aturannya. Misal, dengan penerapan sistem sosial pergaulan yang mengatur interaksi laki-laki dan perempuan, sehingga dalam Islam tidak ditemukan perselingkuhan, pelecehan seksual dll.

“Khilafah akan tegak dalam waktu dekat,inilah yang harus kita perjuangkan demi melindungi ibu dan anak,” ungkap Erma. (saleh.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker