Jamaludin Karim Desak Koalisi Merah Putih Menolak RAPBN 2016

abadikini,com, JAKARTA – Partai Bulan Bintang (PBB) mengingatkan pemerintahan Jokowi-JK agar tidak berhalusinasi melalui angka-angka yang tidak realistis dan tidak memberikan harapan pada perbaikan ekonomi negara dalam RAPBN 2016.

“Postur RAPBN 2016 sangat tidak realistis dan terkesan fatamorgana dengan berhalusinasi melalui angka- angka bombastis,” kata Ketua Harian DPP PBB, Jamaluddin Karim dalam konferensi pers di kantor DPP PBB Jakarta, Senin (26/10/2015).

Dijelaskannya, ketidakrealistisan RAPBN 2016 terlihat dari asumsi dasar ekonomi makro berbeda jauh dari perkembangan nyata ekonomi makro sebenarnya. Mulai penetapan angka pertumbuhan ekonomi yang 5,5% dengan laju inflasi 4,7% ( tahun ke tahun/ yoy) serta nilai tukar rupiah dipatok Rp 13.400/US$. Juga asumsi harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia US$60/barel, yang kini hanya kisaran US$43,13/barel pada September 2015, dengan laju inflasi mencapai 6,83%.

“Jadi, kami berharap Koalisi Merah Putih menolak RAPBN 2016. Kalau tidak maka dikhawatirkan berpihak kepada kapitalisme, yang berarti tidak berpihak kepada rakyat,” ujar Jamalludin Karim.

Lebih jauh Jamal menyebut bahwa postur  RAPBN berkecenderungan pada peningkatan Utang Luar Negeri yang pada saatnya justru menjadi beban bagi rakyat.

“Peningkatan penerimaan pajak dengan kondisi tingkat kemiskinan yang tinggi dengan mematok rupiah di level lebih dari 13.000 justru akan meningkatkan utang luar negeri yang pada gilirannya menjadi beban rakyat,” tandas Jamal.

Namun, Jamal menegaskan bahwa penolakan terhadap RAPBN Pemerintah murni domain DPR RI. Karenanya sangat tergantung pada sikap fraksi-fraksi yang ada di DPR khususnya dari kubu Koalisi Merah Putih (KMP).

“Apakah Pak Prabowo, Aburizal Bakrie dan Fraksi PKS mampu menangkap postur RAPBN dan berani bersikap realistis yaitu menolak RAPBN, hal itu persoalan lain,” tegas Jamal. (saleh.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker