Jusuf Kalla Prediksi Akan Ada 4 Capres pada Pilpres 2019

Abadikini.com, JAKARTA- Omongan soal Pilpres 2019 makin sering terucap dari mulut pejabat kita. Seharian kemarin misalnya, Wapres Jusuf Kalla dan dua Wakil Ketua DPR: Fahri Hamzah dan Fadli Zon kembali bicara soal ini. JK bilang, pilpres nanti akan diikuti 3-4 pasang calon.

Sementara Fahri mengatakan akan ada kejutan. JK yang kini berusia 75 tahun sudah menyatakan akan pensiun usai menjabat wapres nanti. Namun politisi senior Golkar ini tetap berpotensi besar menjadi king maker.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menguatkan aturan ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen menutup kemungkinan munculnya banyak calon di pilpres nanti. Secara teori, aturan ini hanya memungkinkan memunculkan empat pasang calon. 

Tapi sementara ini, baru ada dua calon yang muncul. Pertama adalah Jokowi. Sebagai petahana, Jokowi sudah mendapat dukungan sejumlah partai seperti Golkar, Nasdem, PPP dan Hanura. Kedua adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Partai Gerindra meski belum resmi mendeklarasikan, disebut-sebut akan kembali mengusung Prabowo sebagai capres. Selain dua nama di atas, belum muncul calon lain.

Meski begitu, JK memprediksi pilpres nanti tak akan diikuti dua calon. dia bilang, kemungkinan diiukuti oleh 4 atau mungkin tiga pasang calon. Hal ini berdasar pengalaman dari pagelaran pilpres sebelumnya. Pada pilpres 2004 misalnya, ada empat pasang calon dan di 2009 ada tiga pasang calon yang bertarung. “Jadi secara teori setidaknya bisa empat, mungkin juga tiga,” kata JK, ketika ditemui di kantornya, kemarin.

Ketika ditanya soal rencana pencalonan Prabowo dalam pilpres nanti, JK menilai sebagai sesuatu yang wajar. Orang yang mendirikan partai tentu ingin mengejar kekuasan. Aneh jika Prabowo tidak berminat menjadi presiden. “Jika Pak Prabowo ingin menggunakan hak politiknya tentu sah-sah saja, wajar itu,” katanya.

Terpisah, Fahri Hamzah memprediksi pilpres nanti akan muncul tokoh baru yang menjadi pemenang. Menurut Fahri, tokoh fresh ini datang dari kelompok yang juga baru. Bukan dari kelompok Jokowi atau pun Prabowo. “Lihat saja nanti. Saya percaya bahwa 2019 itu presidennya fresh. Kalau nggak, nanti Indonesia layu. Indonesia memerlukan gelora, memerlukan tenaga, semangat. Kalau nggak, kita lemes ini,” ujarnya. 

Sementara, Waketum Gerindra Fadli Zon memastikan partainya akan kembali mengusung Prabowo sebagai capres. Menurut dia, mayoritas kader menginginkan Prabowo menjadi presiden. Fadli bilang, Gerindra sudah lebih siap menghadapi pilpres mendatang. Tinggal memanaskan mesin partai. Dia yakin, jalan Prabowo menuju kursi RI 1 akan mulus. Soalnya ada keinginan dari masyarakat agar Jokowi satu periode saja. “Masyarakat sudah capek. Kehidupan makin susah,” kata Fadli di Gedung DPR, kemarin. 

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia MS Shiddiq punya prediksi berbeda. Menurutnya, akan ada dua pasang calon yang bertarung di pilpres nanti. Pertama tentu saja Jokowi dan kedua adalah dari partai lawan Jokowi. Menurut dia, Prabowo tak akan maju kembali sebagai capres. Soalnya, eks Danjen Kopassus itu sulit menandingi elektabilitas Jokowi. Apalagi hasil pembagunan di era Jokowi sangat terlihat nyata. 

Jika bersikeras maju kembali di Pilpres, Prabowo diprediksi bakal kalah. “Dengan kata lain jika Prabowo maju kembali artinya mengizinkan Jokowi untuk dua periode,” kata Shiddiq, kepada Rakyat Merdeka tadi malam. Dia memprediksi, Prabowo bisa memilih peranan sebagai king maker. Caranya, memajukan figur alternatif untuk menyaingi Jokowi. Ia memprediksi peranan yang sama juga akan diambil oleh JK.

Berbeda disampaikan pengamat politik dari UIN Pangi Syarwi Chaniago yang memprediksi akan ada tiga poros di pilpres nanti. Poros Jokowi, poros Prabowo Subianto, dan poros baru, yang mungkin akan dibentuk partai selain pendukung Jokowi atau Prabowo. Poros pertama diisi oleh PDIP, Nasdem, Golkar, PPP, Hanura dan PKB. Adapun empat partai lain, Gerindra, Demokrat, PAN PKS diprediksi akan mengusung kandidat pesaing Jokowi. Gerindra dan PKS bisa dalam satu gerbong. 

Demokrat yang belum menentukan tidak menutup kemungkinan akan memberikan kejutan seperti pilkada DKI Jakarta lalu. Jika Demokrat berhasil merangkul PAN serta menarik PKB dan PPP bisa saja muncul poros baru. “Situasi ini akan persis seperti pilkada Jakarta,” kata Pangi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Direktur Eksekutif Voxpol Center ini memprediksi bukan tidak mungkin JK kembali akan berperan dalam membentuk poros ketiga seperti yang terjadi di Pilgub Jakarta lalu. Menurut dia, kemunculan dan kemenangan pasangan Anies-Sandi sebagai gubernur DKI diakui banyak pihak tak lepas dari peran JK. 

“Di 2019, bisa dipastikan operasi lapangan adalah agenda para politisi senior. Mereka yang punya pengalaman dan mahir memainkan bandul politik. Yang bisa menggerakkan. JK salah satunya,” tuntasnya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker