Mengapa Tega Mengubah Nama Istora Gelora Bung Karno?

ISTANA olahraga (Istora) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, akan berubah nama menjadi Blibli Arena. Ini disampaikan CEO Blibli.com dalam berbagai pemberitaan di media. Perubahan nama Istora ini disebut-sebut berhubungan dengan perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce ini akan menjadi sponsor utama dalam turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2018.

Saya kaget sekali mendengar berita itu. Beruntung, perubahan nama Istora belum terjadi. Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) dalam berbagai pemberitaan di media menegaskan, pihaknya belum mencapai kesepakatan dengan pihak swasta manapun terkait pergantian nama gedung tersebut.

Istora Gelora Bung Karno adalah salah satu bangunan di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Gedung ini dibangun untuk menyambut peluang dengan menawarkan Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan Asian Games 1962. Setelah disetujui, Presiden pertama RI Ir. Soekarno memerintahkan untuk segera merancang dan membangun suatu kompleks pusat olahraga modern dan terlengkap.

Istora sering juga digunakan sebagai tempat SEA Games, PON, kejuaraan bulu tangkis Piala Thomas & Piala Uber, serta BWF Super Series. Berbagai kejuaraan tinju tingkat dunia yang mempertemukan Mohammad Ali dan Rudie Lubbers, kejuaraan tinju kelas bantam yunior IBF yang mempertemukan andalan Indonesia Ellyas Picak dan Tae III Chang, dan yang lain juga pernah dilangsungkan di gedung ini.

Sebentar lagi, tanggal 3-8 Juli 2018, Indonesia Open akan digelar di tempat ini. Dalam sejarah Indonesia Open di Istora Gelora Bung Karno dengan berbagai sponsor yang terus berganti, gedung ini selalu dipadati penonton dari hari pertama hingga babak final. Mereka sangat antusias, tepuk tangan dan teriakan bergemuruh.

Pemain top dunia yang berlaga di Istora Gelora Bung Karno juga merasakan atmosfir pertandingan yang tidak mereka jumpai di negara lain. Jika ditanya komentarnya, mereka merasa puas dapat bermain di Istora. Keramahan masyarakat Indonesia, dan acara penyambutan untuk para pemain dengan tema-tema yang selalu menarik menambah daya tarik perhelatan olahraga tersebut.

Istora Gelora Bung Karno mempunyai cara tersendiri menyelenggarakan perhelatan berkelas dunia yang jarang dijumpai di tempat lain. Tidak heran, jajaran elit bulu tangkis dunia selalu antusias untuk mengambil bagian di Indonesia Open, termasuk pihak sponsor. Tahun ini, Indonesia Open 2018 akan didukung oleh Blibli.com sebagai sponsor utama baru. Turnamen setara dengan All England ini akan mendapatkan nama baru menjadi Blibli Indonesia Open 2018.

Istora Gelora Bung Karno menguatkan hubungan internasional antar-negara. Gedung ini juga sebagai legacy Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Istora bukan hanya gedung bernilai bisnis dan tempat olahraga, melainkan juga menjadi artefak sejarah bangsa Indonesia. Mengapa tega merubah nama Istora Gelora Bung Karno?.

Membantu sah-sah saja, asal jangan sampai ikut mengubah nama bersejarah Istora Gelora Bung Karno. Merubah nama Istora dapat merubah sejarahnya. Jika setiap sponsor menginginkan namanya disertakan dalam nama stadion, nama stadion ini akan terus berubah sesuai siapa yang mensponsorinya. Spirit awal pendiriannya bisa hilang.

Jika memang benar berniat membantu, tidak perlu merubah nama Istora, seperti yang pernah dilakukan oleh sponsor utama sebelumnya. Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional menyebutkan, pembinaan dan pengembangan industri olahraga dilaksanakan melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan professional. Mengganti nama “Istora Gelora Bung Karno” dengan “Blibli Arena” tentu bukanlah kemitraan yang saling menguntungkan.

Indonesia justru dirugikan, apalagi nama yang mau diubah terdapat kata ‘arena’. Istilah ‘arena’ mengingatkan kita pada stadion di masa Romawi Kuno. Disaksikan ribuan orang, para gladiator bertarung hingga lawannya itu mati. Di tempat ini pula, dipertontonkan hewan buas memangsa manusia. Sementara itu, olahraga mengukuhkan keberakalan manusia, bukan malah menegaskan sisi-sisi kekerasannya. Ini juga bukan budaya bangsa Indonesia.

Kita bisa belajar pada Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan klub-klub sepakbola di Turki untuk mengganti nama ‘arena’ dalam stadion mereka. Kandang Galatasaray yang awalnya bernama Turk Telekom Arena, misalnya, berganti nama menjadi Turk Telekom Stadium. Selain kata ‘arena’ lebih merujuk pada sebuah tempat yang orang-orang saling membunuh satu sama lain, alasannya, karena nama itu juga tidak ada dalam bahasa Turki.

Olahraga untuk pembangunan karakter bangsa. Olahraga yang dilakukan secara teratur dan terarah juga dapat membantu kita menciptakan pola hidup yang sehat dan berkualitas. Hidup tidak dilalui secara instan, melainkan sejumlah proses yang harus dilalui dengan bekal yang cukup. Olahraga dapat menjadi bekal menuju ke arah sana.

Pemilik Istora Gelora Bung Karno adalah Kementerian Sekretariat Negara RI. Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno menjadi pengelolanya. Rencana perubahan nama Istora Gelora Bung Karno menjadi Blibli Arena jika dilihat dari berbagai hal, seperti diungkap di atas, sebaiknya tidak dilakukan. Kalau jadi diubah, mengapa tega merubah nama tempat olahraga kebanggan rakyat Indonesia tersebut?.

Adhyaksa Dault
Menteri Pemuda dan Olahraga RI 2004-2009

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker