Cerita Aris Muhammad Tentang Bisnisnya dan alasan bergabung dengan Partai Bulan Bintang

Aris Muhammad yakin pada Pemilu 2019, Partai Bulan Bintang akan bangkit kembali

abadikini.com, JAKARTA- Pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, Partai Bulan Bintang (PBB) memasang iklan melalui billboard atau papan iklan di sejumlah tempat strategis di Jakarta. Ini sesuatu yang tak pernah dilakukan PBB sebelumnya, bahkan sejak berdiri tahun 1998. Maklum, PBB adalah partai tempat para politisi dan aktivis yang komitmen pada perjuangan syariah, namun jauh dari kantong tebal.

Di balik semaraknya PBB di papan iklan, ternyata, ada pengusaha papan iklan yang bersimpati dan memberi dukungan terhadap PBB. Dia adalah Aris Muhammad, seorang pengusaha papan iklan yang namanya nyaris tak pernah bersinggungan dengan dunia politik. Dengan sukarela, Aris mengikhlaskan puluhan papan iklannya dipakai untuk promosi PBB.

Kini, Aris dipercaya sebagai bendahara umum DPP PBB periode 2015-2020 di bawah duet Yusril Ihza Mahendra (ketua umum) dan MS Kaban (ketua Majelis Syuro).

“Saya tak pernah menyangka akan diberi amanat yang cukup berat sebagai bendahara umum. Tapi karena amanat itu datang dari pak Yusril, saya tak bisa menolaknya,” ujar Aris

Selain karena permintaan langsung dari Yusril, bergabungnya Aris ke PBB karena faktor ‘historis’. Secara historis, kakek Aris yaitu Yasin Idris adalah seorang tokoh Partai Masyumi di Nusa Tenggara (meliputi NTB, NTT dan Provinsi Bali). Sang kakek menjadi Ketua Partai Masyumi pada 1954 dan dilantik langsung oleh Ketua Umum Partai Masyumi Pusat Mohammad Natsir.

“Jadi saya bergabung dengan PBB juga karena kakek saya pernah aktif dan memimpin Partai Masyumi,” papar Aris.

Hal lain yang membuatnya mau bergabung dengan PBB karena partai tersebut punya visi dan misi menegakkan keadilan dan mewujudkan kepastian hukum.

“Bagi saya, visi dan misi tersebut sangat mulia. Kalau visi-misi itu terwujud, tak ada warga negara kelas satu atau kelas dua di mata hukum. Semuanya setara,” terang ayah tiga anak ini yakin.

Sebagai pengusaha reklame yang bilboardnya tersebar di mana-mana, Aris mengaku banyak ditawari partai politik untuk bergabung. Bisa dipastikan, jika Aris bergabung dengan partai politik tertentu, pasti partai tersebut akan dapat memanfaatkan bisnis Aris untuk kepentingan partainya.

Tapi, sejak awal Aris memang tidak berambisi menjadi pengurus partai manapun. Jika kemudian ia bergabung dengan PBB itu karena faktor Yusril dan faktor kakeknya yang merupakan tokoh Masyumi.

“Dan saya kira berjuang di partai kecil akan lebih terasa tantangannya daripada kita masuk ke partai besar yang sudah jadi dan tinggal duduk,” tegas Aris.

Aris yang lahir di Bima, pada 1960 yakin PBB bisa menjadi partai besar. Setidaknya bisa lolos parliamentary threshold dan menempatkan wakil-wakilnya di DPR RI pada pemilu 2019. Apalagi, kini Yusril sudah turun gunung menjadi ketua umum.

“Saya yakin kembalinya pak Yusril yang identik dengan PBB akan memotivasi para kader partai dan menjadikan PBB bangkit kembali. Dan saya sebagai bendahara umum akan all out melaksanakan amanat ini,” teras Aris.

Aris sendiri sebelum terjun di bisnis advertising, bekerja sebagai technical staff di Konsulat Jenderal Kedutaan RI di Australia. Selama 11 tahun di Australia, Aris banyak menangani masalah administrasi keuangan. Maka saat mendapat kepercayaan dari PBB, Aris merasa cukup punya bekal dan pengalaman untuk melaksanakan tugas sebagai bendahara umum.

Pengalamannya sebagai Sekjen Victoria Indonesia Golf Association, organisasi yang menangani olahraga golf negara-negara Asean, juga menjadi bekal tambahan untuk ikut mengelola partai politik.

Kini bersama jajaran DPP PBB, Aris telah memulai melakukan langkah-langkah menghadapi pemilu 2019. Ia sadar bahwa PBB merupakan partai kecil yang untuk membesarkannya diperlukan perjuangan dan kerja ekstra keras.

“Insya Allah pada pemilu 2019, PBB akan bangkit kembali,” pungkas Aris. 

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker