Investigasi Awal Facebook, Tidak Ada Data Pengguna Indonesia Bocor

Abadikini.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menerima hasil investigasi awal Facebook soal skandal kebocoran data oleh Cambridge Analytica. Menurut Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo, Semuel Aprijani Pangerapan, dari hasil investigasi itu tidak ada data Indonesia yang dimiliki Cambridge Analytica. 

“Tidak ada satu pun namanya data Indonesia yang tersedot oleh Cambridge Analytica,” ujarnya, di Kantor Kominfo di Jakarta, Selasa 10 Juli 2018. 

Dalam surat itu juga berisi data yang diambil Cambridge Analytica hanya 30 juta dan semuanya dimiliki warga Amerika Serikat

Selain itu dalam hasil investigasi awal, data yang diambil berdasarkan izin dari penggunanya sendiri. Artinya tidak ada pelanggaran keamanan data yang dilakukan Facebook.

Hasil investigasi juga menyebutkan, tidak ada kebocoran pada perjanjian antara Facebook dan Cambridge Analytica.

“Dalam investigasi awal itu tidak ada. Sebaliknya, data yang dapat diakses oleh aplikasi itu terbatas dari informasi yang telah disetujui oleh pengunduh aplikasi untuk dibagikan sesuai dengan peraturan privasi mereka,” jelas Semuel. 

Pengaturan soal izin pengambilan data oleh pengguna juga termasuk data dari teman pengguna itu.

Semuel mengingatkan, masyarakat untuk berhati-hati menggunakan media sosial. Dengan izin dari pengguna semua data pengguna bisa diperoleh oleh pihak ketiga.

“Jadi memang di sosial media segala sesuatu itu ada di kita, makanya kita harus hati-hati. Jadi, kalau memang kita menjadi terbuka, ya kita menjadi terbuka,” ujarnya.

Semuel menyatakan, hasil investigasi ini masih awal, belum keseluruhannya. Kominfo juga terus memonitor penyelidikan terkait kebocoran data.

Sebelumnya ada 87 juta pengguna Facebook, termasuk 1 juta dari Indonesia yang diambil Cambridge Analytica. Facebook akhirnya dimintai keterangan oleh sejumlah pemerintah beberapa negara termasuk Indonesia.(ak/viva)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker