Najib Razak: Dari Tokoh Reformasi ke Pemimpin Berskandal

Abadikini.com – Pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak selama ini diguncang dugaan keterlibatannya dalam upaya penjarahan yayasan investasi negeri Malaysia, 1MDB (1Malaysia Development Berhad).

Namun, dengan pembungkaman lawan-lawan politik dan peningkatan perekonomian domestik, dia diperkirakan akan memenangkan masa jabatannya yang ketiga lewat pemilihan umum beberapa pekan ke depan.

Najib membubarkan parlemen pada Jumat (6/4) dan komisi pemilu setempat akan menentukan tanggal pemungutan suara dalam hitungan hari.

Dia sudah berkuasa sejak 2009, menggantikan Abdullah Ahmad Badawi yang dinilai menunjukkan performa buruk pemerintahan.

Saat itu, Najib yang merupakan pendukung partai berkuasa UMNO sekaligus putra pendiri negara Malaysia, mempresentasikan diri sebagai tokoh reformasi.

Dia membuat sejumlah perubahan terbatas, seperti mengganti peraturan keamanan yang banyak dikritik karena dianggap merupakan alat pembungkam perbedaan pendapat, menawarkan secercah harapan bahwa kekuasaan represif koalisi pimpinan UMNO yang telah berlangsung selama enam dekade mungkin akan berakhir.

Namun, tak lama setelah memenangkan masa jabatan keduanya pada 2013 lalu, 1MDB, yayasan yang diluncurkan Najib untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, tergelincir ke dalam lubang utang dan dugaan penyelewengan dana.

Pada 2015, The Wall Street Journal mempublikasikan sejumlah dokumen yang diduga menunjukkan bahwa Najib menerima $681 juta atau Rp9 triliun dari yayasan tersebut ke rekening pribadinya.

Najib dan 1MDB terus menampik tudingan tersebut.

Sejak saat itu, dugaan-dugaan lain terus bermunculan. Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengajukan gugatan sipil untuk menyita $1,7 miliar (Rp23 triliun) aset yang diduga dibeli dengan uang dari 1MDB, mulai dari real estate hingga barang kesenian dan yacht mewah.

Dalam pidato tahun lalu, Jaksa Agung AS Jeff Sessions mengkritik pihak-pihak yang diduga terlibat dalam skandal: “Ini merupakan kleptokrasi terburuk.”

Belok kanan

Sementara kontroversi menguat, Najib menikung tajam ke kanan dalam spektrum politik.

Musuh-musuhnya ditangkap atas beragam tuduhan dan para pengkritik dibersihkan dari pemerintahan, sementara penyelidikan domestik membersihkan namanya dari dugaan kejahatan.

UMNO telah memimpin Malaysia sebagai kepala koalisi Barisan Nasional (BN) sejak kemerdekaan dari Inggris dan mempunyai cengkraman yang kuat.

Bahkan dengan oposisi Mahathir Mohamad, lelaki 92 tahun yang sempat menjabat sebagai PM selama dua dekade, sejumlah analis mengatakan masih ada banyak halangan untuk menggulingkan Najib.

BACA JUGA: Partai Mahathir Dibubarkan Jelang Pemilu

Para pemilih lebih khawatir dengan peningkatan biaya hidup dan masalah agama serta ras.

Najib mendapatkan dorongan kuat dari peningkatan ekonomi dan janjinya melindungi etnis Melayu, yang telah lama menikmati posisi menguntungkan di masyarakat di bawah program pemerintah.

Walau demikian, sejumlah pihak meyakini langkah kontroversial pemerintah beberapa pekan terakhir, mengajukan pemetaan ulang kursi parlemen, juga hukum baru tentang berita palsu, bisa membuat Najib kehilangan suara.

“Najib membuat pemilu ini tidak hanya tentang dirinya sendiri, tapi tentang masa depan demokratis negaranya,” kata Bridget Welsh, pakar Malaysia dari John Cabot University kepada AFP.  (ak/cnn)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker