Pemerintah Dorong Energi Bersih: Bahan Bakar Penerbangan Berbasis Kelapa Sawit Jadi Strategi Hilirisasi Berikutnya
Abadikini.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia memperkuat strategi hilirisasi minyak sawit sebagai bagian krusial dari transisi nasional menuju energi bersih dan berkelanjutan. Langkah terbaru yang didorong adalah pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan berbasis kelapa sawit.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa pengembangan SAF ini menjadi langkah lanjutan setelah suksesnya Program B40. Program B40 pada 2024 diklaim berhasil menekan impor bahan bakar fosil hingga lebih dari 15,6 juta kiloliter dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga $41,46$ juta ton setara $CO_2$.
“Langkah berikutnya adalah pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan berbasis kelapa sawit,” ujar Airlangga di Jakarta seperti dikutip, Jumat (14/11/2025).
Pindad dan BPDP Ambil BagianAirlangga memberikan contoh nyata inisiatif ini melalui kolaborasi antara PT Pindad dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam pengembangan fasilitas produksi industri pertahanan.
“Inisiatif ini akan memanfaatkan sumber daya lokal, termasuk material berbasis minyak sawit,” tambahnya.
Penguatan Sertifikasi ISPO untuk Daya Saing GlobalUntuk memastikan keberlanjutan dan daya saing global komoditas sawit, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2025.
Perpres ini bertujuan memperkuat sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), menegaskan komitmen Indonesia dalam memenuhi standar lingkungan internasional. Selain itu, transparansi produk juga ditingkatkan melalui pengembangan sistem informasi.
“Kami juga sedang mempersiapkan Sistem Informasi ISPO yang menghubungkan data perkebunan, sertifikasi, dan perdagangan. Sistem ini akan meningkatkan transparansi dan memungkinkan pelacakan produk secara real-time,” pungkas Airlangga.


