Setelah 67 Ribu Tewas, Israel-Hamas Akhirnya Sepakati Jalan Damai
Abadikini.com, JAKARTA – Setelah dua tahun pertempuran yang menelan puluhan ribu korban jiwa, pemerintah Israel akhirnya menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Perjanjian ini membuka jalan bagi penghentian penuh perang di Jalur Gaza dalam waktu 24 jam ke depan.
Kesepakatan bersejarah tersebut mencakup pembebasan seluruh sandera Israel yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina. Kabinet Israel mengesahkan perjanjian itu pada Jumat (10/10/2025) pagi, sekitar sehari setelah para mediator internasional mengumumkan tercapainya titik temu antara kedua pihak.
“Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja untuk pembebasan semua sandera baik yang hidup maupun yang meninggal,” tulis Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui akun X resminya dilansir Jumat (10/10/2025).
Langkah ini sekaligus menandai dimulainya penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah Gaza, yang selama dua tahun terakhir menjadi pusat pertempuran paling mematikan di Timur Tengah.
Perang yang Mengubah Peta Politik Regional
Konflik Israel-Hamas telah memperdalam isolasi internasional Israel dan mengguncang stabilitas kawasan. Perang yang awalnya terfokus di Gaza itu meluas hingga melibatkan Iran, Yaman, dan Lebanon. Tekanan diplomatik dari sekutu tradisional seperti Amerika Serikat pun semakin meningkat.
Presiden AS Donald Trump dikabarkan kehilangan kesabaran terhadap Netanyahu dan secara terbuka menekan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya. Dorongan inilah yang menjadi kunci tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Euforia di Tengah Reruntuhan
Kabar perdamaian disambut dengan sukacita di kedua sisi perbatasan. Di Gaza, ribuan warga turun ke jalan menyalakan kembang api dan meneriakkan takbir. Di Israel, keluarga para sandera menitikkan air mata lega setelah penantian panjang.
Menurut pernyataan juru bicara pemerintah Israel, gencatan senjata akan efektif berlaku dalam waktu 24 jam setelah pengesahan kabinet. Selanjutnya, pembebasan para sandera diperkirakan berlangsung dalam kurun 72 jam.
Data terakhir menunjukkan sekitar 20 sandera Israel masih hidup di Gaza, sementara 26 lainnya diyakini telah tewas. Hamas mengisyaratkan proses pemulangan jenazah korban tewas mungkin memakan waktu lebih lama dibandingkan pembebasan mereka yang selamat.
Harapan Baru untuk Gaza
Kepala biro politik Hamas di Gaza, Khalil Al-Hayya, menyatakan pihaknya menerima jaminan dari Amerika Serikat dan para mediator regional bahwa perang telah benar-benar berakhir.
Begitu kesepakatan mulai berlaku, ratusan truk pengangkut bahan makanan dan obat-obatan akan segera melintas ke Gaza. Bantuan itu sangat dinantikan oleh warga sipil yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan udara dan darat Israel dalam dua tahun terakhir.
Lebih dari 67.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak perang pecah, sementara ratusan ribu lainnya kini hidup di tenda-tenda pengungsian. Meski jalan menuju pemulihan masih panjang, perjanjian gencatan senjata ini memberi secercah harapan baru bahwa penderitaan panjang di Gaza mungkin akhirnya akan berakhir.



