Pangeran Salman Takut Dibunuh Jika Berkoalisi dengan Israel

Abadikini.com, JAKARTA – Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman rupanya masih takut untuk mengikuti jejak dua negara sekutunya di kawasan Arab Teluk, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

UEA dan Bahrain meneken kesepakatan dengan Israel untuk membina hubungan resmi pada 15 September di Gedung Putih, Ibu Kota Washington DC, Amerika Serikat.

Ketakutan itu dia sampaikan kepada Haim Saban, konglomerat Yahudi berkewarganegaraan Israel dan Amerika, ketika keduanya bertemu. Saban, lelaki kelahiran Aleksandria, Mesir, 76 tahun lalu menceritakan kecemasan Bin Salman dalam kampanye virtual Pemilihan Presiden Amerika untuk mendukung pasangan calon Joe Biden dan Kamala Harris dari Partai Demokrat.

“Dia (Bin Salman) tidak bisa mengekor UEA dan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel karena kalau melakukan itu, dia dapat dibunuh oleh Iran, Qatar, atau rakyatnya sendiri,” kata Saban dalam wawancara dengan Ted Deutch, anggota Kongres dari Partai Demokrat.

Meski kedua negara belum menjalin hubungan diplomatik, sejak Bin Salman menjadi putera mahkota, hubungan Saudi-Israel kian mesra. Bulan lalu, Saudi mengizinkan wilayah udaranya dilintasi semua penerbangan dari Israel menuju Timur Jauh dan sebaliknya. Bin Salman juga sudah dua kali bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di Ibu Kota Tel Aviv, Israel, dan Ibu Kota Amman, Yordania.

Pernyataan Saban itu keluar sepekan setelah Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mendesak Arab Saudi membina hubungan resmi dengan negara Zionis itu. Ajakan ini dia katakan dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Washington DC.

Dalam daftar orang paling tajir versi majalah Forbes tahun ini, Haim Saban ditaksir berharta US$ 2,9 miliar (kini setara Rp 42,6 triliun). Dia adalah salah satu donor utama bagi Partai Demokrat dan aktif dalam beragam upaya politik di Amerika buat menyokong Israel. (*)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker