Jelang Pilkada Surabaya, PBB Ajak Partai Non Parlemen Bersatu Lawan Politik Oligarki

Abadikini.com, SURABAYA – Pilkada serentak 2020 yang akan berlansung di 270 daerah salah satunya dari kota Pahlawan, Surabaya. Kini memasuki babak baru, partai-partai mulai gadang-gadangkan jagoannya masing-masing untuk bertarung merebut kursi wali kota yang kini di tempati Tri Rismaharini.

Kader PDI Perjungan yang telah menjabat dua periode itu kini tak bisa maju kembali karena terhalang dengan UU. Risma tentu tak tinggal diam, tentunya dia akan mendorong boneka dia ke Pusat untuk ditetapkan sebagai calon wali kota menggantikan posisi dia saat ini.

Tak hanya itu, hajat politik lima tahunan itu pun tak ingin ketinggalan, partai-partai non parlemen seperti Partai Bulan Bintang (PBB), PKPI, Hanura, Perindo dan Garuda di dorong untuk bersatu, membuat satu kekuatan politik untuk melawan politik oligarki di Kota Surabaya.

Ketua DPC PBB Kota Surabaya, Samsurin mengajak seluruh partai non parlemen , PKPI, Hanura , Perindo dan Garuda agar ikut terlibat aktif dalam suksesi pergantian walikota surabaya pada tahun 2020.

“Mari ikut mengawasi seluruh tahapan Pilwali yang akan dilakukan oleh KPUD kota Surabaya dan Bawaslu kota Surabaya maupun peserta yang akan mengusung kandidat calon Walikota Surabaya” ungkap Samsurin melaui keterangan kepada wartawan, Kamis (24/06/2020).

Menurut dia, ada kemungkinan terjadi calon tunggal yang di usung oleh partai di parlemen Kota Surabaya, atau singakat kata partai hanya menyuguhkan satu calon versus independen.

“Saya menyakini dengan munculnya calon independen yang akan melaksanakan verifikasi faktual akan mudah lolos sebagai peserta Pilwali Kota Surabaya 2020,” ujarnya.

Dikatakannya, jika terjadi seperti ini maka pilwali kota surabaya tidak akan menghasilkan kader pemimpin yang berkualitas.

Karena Terang dia, peran partai sebagai wadah mencetak kader yang mempunyai jam terbang yang berkwalitas tidak bisa berbuat banyak dalam menyeleksi calon-calon yang akan dipersembahkan untuk masyarakat surabaya ke depan.

“Surabaya harus lebih adil dari hari ini. Pemerataan pembagunan di Surabaya harus merata , bukan hanya revitalisasi taman dan saluran air saja, tapi keadilan bagi warga kota surabaya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di Kota nya sendiri. Pemimpin Kota Surabaya harus mampu mempertahankan kultur dan budaya kampung e wong suroboyo. Metropolitan yang berbudaya,” tegasnya.

Untuk itu, dia meminta kepada Partai partai yang mempunyai kursi di Parlemen, jangan hanya menunggu Sabdo Pandito Ratu saja.

Pasalnya kata dia, Surabaya adalah kota yang banyak melahirkan kader kader bangsa, banyak kandidat-kandidat yang menunjukkan kerja kerasnya dan turun bersosialisasi ke masyarakat.

Menurut dia, seharusnya, tokoh-tokoh terbaik Surabaya baik dari internal atau eksternal ini harus di akomodir oleh partai-partai yang memiliki kursi di Parlemen.

“Demokrasi di Kota Surabaya harus jalan secara kompetisi yang sehat. Sudah cukup 10 tahun kita dipimpin seorang birokrat . Hasil yang di capai para pemimpin yang berlatar belakang birokrat tidak sesuai dengan karakter masyarakat surabaya yang agamis, nasioanalis , luwes, lentur, berani dan berwibawa serta toleran”, imbuhnya.

Sehingga tegas dia, kejahatan halus yang dilakuakan oleh seorang birokrat berdampak besar pada jaringan sosial yang selama ini sudah terjadi harus dihindari.

“Pasar Turi sebagai simbol perdagangan rakyat kecil sekarang menjadi Mall yang hanya melahirkan kesenjagan sosial, petani tambak, garam dan ikan kehabisan stock lahan karena alih fungsi yang tidak berwawasan lingkungan”, Tegas Samsurin.

Samsuri menyarankan, Surabaya harus dipimpin minimal Seperti karakter yang di contohkan oleh Walikota Cak Narto kala itu. Cak Narto membangun tanpa menggusur, Cak Narto kelihatan tersenyum meskipun marah kalau ada rakyat yang lupa .

“Untuk itu partai partai non parlemen yang notabene mempunyai suara hasil pemilu 2019. Saya ajak tampil untuk memberikan calon-calon alternative dan bekerja sama dengan partai yang cukup dan bisa mengusung calon. Masih ada waktu. Jadi jangan melulu yang itu itu saja”, pungkasnya.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker