Kasus Positif Corona di Surabaya Meningkat, PBB Saran Risma Libatkan Tokoh Panutan dalam PSBB

Abadikini.com, SURABAYA – DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kota Surabaya menilai kepemimpinan dua periode Tri Rismaharini di Kota Surabaya bagaikan pesulap David Copperfield.

Pasalnya menurut Ketua DPC PBB Samsurin, Tri Rismaharini mampu mengubah surabaya menjadi taman bunga subur invetasi pariwisata perhotelannya, rindang sejuk dan bersih.

Lanjut Samsurin, kebersihan adalah program paling utama yang digagas Walikota Surabaya wanita ini. Karena peribahasa mengatakan ‘kebersihan adalah pangkal kesehatan’.

Namun kata dia, apalah daya sejak memasuki Maret 2020, enam warga Surabaya terpapar positif virus corona (COVID-19). Akhirnya terang dia, oleh Gubernur Jawa Timur, Kota yang bersih ini dinyatakan zona merah artinya sebagai kota pandemi COVID-19. Namun Risma seakan tidak mau terima status tersebut, Risma dengan bercanda mengatakan bahwa benar zona merah, zona PDIP.

”Kala itu saya langsung ingatkan Risma dengan menyebar release bahwa Risma jangan bercanda, ini bencana wabah yang serius. Sebelum ada istilah PSBB, tanggal 26 Maret 2020 saya usulkan surabaya di lockdown, tapi jawab Risma kalau lockdown, ekonomi Surabaya akan collapse, dan mengalami kebangkrutan. Upaya preventif penyemprotan disinfektan dan bikin bilik sterilisasi aja sudah cukup,” kata Samsurin menirukan ucapan Risma.

Kala itu, Terang Samsurin, Show of force pasukan Damkar dan Risma sendiri melakukan aksi semprot menjadi viral. Entah pencitraan atau bukan.

“Namun, Hari ini 16 Mei, kasus positif corona dari 6 orang menjadi 1035 orang. Pas dua bulan Surabaya menyandang status zona merah, sekarang menjadi merah membara,” ujarnya.

Penerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya tahap pertama pada Selasa 28 April 2020, terang dia, adalah upaya dari Gubernur Jatim memaksa Risma, karena jumlah pasien positif COVID-19 tak kunjung melandai curvanya.

“Saya bertanya, pemkot Surabaya selama ini yang di kerjakan apa saja? Sekarang makin lantang menyuruh kegiatan ekonomi agar tutup, bukankan dua bulan yang lalu Risma takut ekonomi bangkrut?,” tanya dia.

Untuk itu, lanjut Samsurin, tolong jangan selalu menuduh warga yang melanggar PSBB. Intropeksi yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya sudah apa sesuai, Apa tidak ada salahnya sama sekali, wong pemberian bantuan ke warga yang tidak mampu di saat masa PSBB saja tidak tepat waktunya.

”Tambah lagi wali kota tidak pernah mengatakan minta maaf kepada rakyat Surabaya,” ujarnya.

Ketua DPC PBB Kota Surabaya Samsurin

Saat ini Kata dia, sudah banyak element masyarakat yang berjuang dan berkorban demi surabaya ber zona hijau kembali ( zona sehat dan aman ).

“RT dan RW, Damkar, para tenaga medis, pedagang pasar, semua jadi bekerja keras nuruti himbauan wali kota lewat surat edaran maupun perwali. Apa sebanding dengan hasil PSBB yang kedua ini di lakukan,” tegasnya.

Aktivis Pemuda Pancasila Kota Surabaya itu menganggap, Pemkot tidak serius dalam penanggulangan virus corona, Pemkot tidak mampu berbuat yang lebih baik. Sebab, Keselamatan warga kota tidak bisa dijamin jika integritas pemimpinnya sudah tak ada kepercayaan dari rakyat lagi .

”Sekarang coba kalau ada lembaga survey yang mensurvey kepemimpinan Risma, apa 78,4 persen. Seperti yang dipublikasikan Suabaya Survey Center 1 Januari 2019 lalu, Apakah masyarakat surabaya masih percaya kepada Risma,” tanya dia kembali.

Samsurin meyakini saat inilah pemimpin di uji, ketika rakyatnya makin susah kena dampak bencana, apa mereka sangat serius memikirkan nasib rakyatnya.

Menurutnya, diakhir masa jabatannya, apabila Risma semakin menunjukkan kearogansiannya dan oligarki menghadapi wabah seperti saat ini, maka terang dia, semua kebijakaannya tak satupun akan membawa manfaat, buang-buang tenaga dan anggaran.

Untuk itu, dia mengusulkan, kalau mau rakyat nurut dengan aturan PSBB, Pemkot harus menemui para tokoh yang menjadi panutan di Surabaya, minta tolong agar para tokoh panutan terlibat dalam pelaksanaan PSBB, karena saat ini rakyat surabaya diyakini sudah tidak percaya lagi dengan himbauan wali kota Surabaya, dan cenderung menentangnya.

“Jika yang di lakukan wali kota Surabaya hanya ini-ini saja, nunggu berapa ribu kasus lagi yang tak terselesaikan. Ini memang bencana kesehatan nasional, bukankah kota Surabaya kota yang bersih, kalau bersih harusnya jauh dari penyakit. Wallahu a’lam bisshawab,” Pungkasnya.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker