Begini Nasib 42 Destinasi Wisata di Gunungkidul Ditengah Wabah Corona

Abadikini.com, GUNUNGKIDUL – Ada sedikitnya 42 destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul yang ditutup karena dampak pandemi virus corona tau Covid-19. Para pengelola pun diimbau untuk mencari usaha baru guna mencukupi kebutuhan ekonominya selama masa tanggap darurat ini.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan pendataan yang dilakukan ada 42 destinasi yang tutup sejak 24 Maret 2020. Dari jumlah itu sebanyak 3.635 Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdampak.

“Saran untuk pelaku wisata, ikuti anjuran pemerintah. Kami berusaha untuk bisa menyelamatkan sektor pariwisata, perlu mencoba peluang usaha. Coba usaha lain selama masa tanggap darurat ini,” katanya saat dihubungi pada Senin 13 April 2020.

Hary juga mengungkapkan untuk estimasi kehilangan peredaran uang dari jasa wisata sebesar Rp100 miliar hingga Mei 2020 dan sampai Rp500 miliar pada Desember 2020 mendatang. “Sampai Desember bisa lebih dari 500 miliar,” ungkapnya.

Hary mengatakan sesuai arahan dari pemerintah pusat, sektor pariwisata untuk masa tanggap darurat berlangsung dari Maret sampai Mei. Sedangkan masa pemulihan pada Juni hingga Desember 2020 dan tahap normalisasi pada Januari hingga Desember 2021.

Terpisah, Bidang Pemasaran Pokdarwis Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Heru Purwanto menyebut destinasi wisata yang dikelolanya juga sudah ditutup sejak 24 Maret lalu. Meski demikian, penjagaan dilakukan selama 24 jam dengan cara bergantian untuk mengantisipasi ada wisatawan yang nekat datang dan melakukan pendakian ke gunung api purba.

“Penjagaan secara bergantian. Untuk menjaga peralatan yang ada dan memberikan informasi kepada pengunjung juga,” katanya.

Selama masa penutupan ini, pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa lokasi yang biasa dipadati pengunjung. Baik itu di Embung Nglanggeran maupun di sekitar Gunung Api Purba.

Heru mengungkapkan akibat penutupan ini ada lebih dari 100 orang anggota Pokdarwis yang terdampak ekonominya. Sebagian besar pun mengandalkan hasil kebun untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Saya sendiri bersama keluarga membuat roti,” paparnya.

Sumber Berita
Tagar

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker