Virus Corona dan Perang Dagang Amerika Vs China

PEREKONOMIAN china dalam kurun satu dekade ini telah meningkat tajam dengan bersaing keras melawan negara adidaya Amerika Serikat. Dari mulai tingginya industry dari china hingga banyaknya sumber daya manusia yang cukup kompeten untuk bersaing dengan negara-negaramaju di dunia. Sehingga dengan peningkatan tersebut memicu perang dagang yang cukup sengit dengan Negara Amerika. Perang dagang tersebut akhirnya terhenti dengan penandatangan kesepakatan fase I antara kedua negara ini. Berdasarkan dokumen Perwakilan Dagang AS (USTR), rincian kesepakatan dagang tersebut berisi tentang ekspor makanan, pertanian, dan produk makanan laut AS ke China. Sementara itu, China mengakhiri praktik pemaksaan atau penekanam perusahaan asing untuk mentransfer teknologi mereka ke perusahaan China. Setelah selesainya nota kesepakatan tersebut china mengalami musibah besar yaitu terjadinya penyebaran virus corona yang memakan banyak korban jiwa.

Virus corona menjadi berita heboh dunia pada awal tahun 2020, dimana virus tersebut telah memakan begitu banyak korban jiwa, dan yang lebih menakutkannya lagi virus tersebut belum memiliki vaksin/obat penyembuhnya. Dalam proses penyebaran virus tersebut begitu cepat menular ke sesama orang yang berada pada lingkungannya, sehingga banyak korban yang terjangkit virus harus di isolasi. Menurut data WHO orang yang terjangkit virus corona menembus 70.400 kasus dan korban meninggal sementara 1.700 orang. Dengan tingginya presentase dari dampak virus corona tersebut tak mengherankan begitu menggemparkadunia. Dengan adanya virus tersebut neraca ekonomi china mengalami penurunan yang begitu pesat.

Virus corona yang berada di china menimbulkan berbagai macam spekulasi berbagai pakar di dunia mengenai kemunculannya, mulai dari bocornya virus biologis china, hingga spekulasi virus tersebut kiriman dari negara Amerika. Berbagai spekulasi ini memberikan berbagai macam bentuk kecaman maupun dukungan moral ke Negara China, kecaman karena ada indikasi pembuatan senjata bilogis hingga dukungan moral karena saat ini banyak rakyat china yang menjadi korban karena belum ditemukannya vaksin/obat dari virus corona itu sendiri. Dengan begitu banyaknya berbagai macam pendapat yang lahir mengenai virus corona maka penulis akan memberikan analisis mengenai virus corona yang tiba-tiba muncul di wuhan china.

Dalam analisa penulis akan memberikan beberapa pertanyaan yang akan saling berkaitan dan berujung pada sebuah kesimpulan akhir. Pertanyaan pertama mengapa dan bagaimana virus corona bisa berada di wuhan ? Virus corona menurut ebright penyebaran di mulai dari kelelawar. Hal itu didasarkan Ebright sendiri seorang ilmuan yang memiliki sejarah panjang mengibarkan bendera merah tentang studi dengan patogen berbahaya, bahkan dia pada tahun 2015 mengkritik percobaan di mana modifikasi dibuat untuk virus mirip SARS yang beredar di kelelawar China untuk melihat apakah itu berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia. Bahkan Ebright menuding tim peneliti dari Institut Virologi Wuhan dan Aliansi EcoHealth telah menjebak kelelawar di gua-gua di seluruh China, seperti yang ada di Guangdong, untuk mengambil sampel virus Corona. Sehingga kecurigaan mengenai bocornya racun biologis yang diciptakan oleh china bisa jadi murapakan hal yang memang terjadi.

Mantan petinggi intelijen militer Israel yang telah mempelajari senjata biologi China, Dany Shoham, mengatakan kalau institut ini berhubungan dengan program senjata biologi rahasia Beijing. “Laboratorium tertentu di institut ini mungkin terlibat dalam hal penelitian dan pengembangan senjata biologis China. Setidaknya sebagai pelengkap, namun bukan sebagai fasilitas utama penyelarasan senjata biologi”, katanya dikutip dari Washington Times, Sabtu, 25 Januari 2020. Dia juga mengatakan bahwa pengerjaan senjata biologi dilakukan sebagai bagian dari penelitian sipil-militer ganda dan “pasti rahasia”.

Dari data lain yang beredar bahwa Laboratorium Kanada yang terlibat dalam penyelidikan RCMP misterius di sekitar salah satu ilmuwan yang paling terkenal mengirimkan sampel Ebola dan virus mematikan lainnya ke China awal tahun ini, kata Badan Kesehatan Masyarakat Kanada. Virus itu diberikan kepada para ilmuwan Cina sebagai bagian dari berbagi “rutin” agen infeksi, memenuhi mandat Laboratorium Mikrobiologi Nasional untuk mempromosikan penelitian kesehatan masyarakat di seluruh dunia, kata juru bicara badan tersebut. Tidak jelas apakah transfer itu ada hubungannya dengan pemberhentian yang dilaporkan Xiangguo Qiu bulan lalu, seorang ilmuwan laboratorium yang ikut menemukan pengobatan untuk Ebola, atau penyelidikan RCMP terkait.

Dalam beberapa rumor mengatakan bahwasanya xiangguo qiu merupakan seorang pakar virus Tianjin yang meneliti di laboratorium NML china. Dan qiu mendapatkan masalah dalam pengiriman virus ebola ke china awal tahun ini, namun hingga saat ini kasus ini seolah olah ditutupi tanpa adanya kejelasan dari pihak china maupun kanada. Suaminya qiu juga merupakan seorang peneliti, dimana menirbitkan makalah ilmiah tentang jenis corona virus yaitu SARS-COV.

Pertanyaan kedua adalah siapa yang paling di untungkan dengan adanya virus corona? Virus corona yang terjadi di wuhan mulai diketahui akhir tahun 2019. Dan pada massa ini amerika dan china masih bersaing sengit dalam perang dagang dunia, maka dengan adanya virus corona ini Amerika diuntungkan dalam peningkatan perekonomian. Menurut menteri amerika virus corona merupakan berkah bagi amerika. Sebab dengan adanya virus corona,china mengalami isolasi dunia karena banyak menutup ekspor dan impor barang disebabkan takutnya penyebaran virus corona ke negara lain, sehingga menghancurkan perekonomian china.

Pertanyaan ketiga kenapa amerika bisa membuat kesepakatan dagang dengan china? Jawabanya adalah amerika telah mengetahui adanya kebocoran senjata biologis china yaitu virus corona sebelum akhir tahun 2019 hal itu dikuatkan dengan amerika memegang paten anonaen corona virus dalam justia patents yang diarsipkan tahun 2015. Sehingga mereka mengetahui mengenai berbahanya virus corona, sehingga amerika dapat menekan china mengenai virus corona tersebut melalui kesepakatan daggang fase pertama 15 januari 2020. Hal itupun sudah di prediksi oleh yayasan bill dan Melinda gets pada tahun 2018 (Yayasan Amerika) bahwasanya aka nada kematian 65 juta jiwa dari virus corona.

Dari data dan pemaparan penulis daapat disimpulkan bahwasanya kemenangan dagang ekonomi amerika terhadap china yang terhenti melalui kesepakatan daggaang fase pertama dissebabkan keberhasilan amerika dalam membaca gerakan china yang dipastikan gagal dalam pembuatan sejata biologis. Momentum tersebut keluar pada akhir tahun 2019 dan amerika berhasil menekan china dengan menyepakati kesepakatan daggang pada tanggal 15 januari 2020 setelah virus corona muncul. Pada dasarnya apabila virus ini tidak muncul maka prediksi perang daggang akan terus berlanjut dan apabila tidak terhenti akan memicu perang militer antar kedua negara.

Oleh: Fathul Yasin
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi dan Ketua PMII Fisipol Universitas Jambi.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker