Legislator Partai Bulan Bintang Enrekang Akan Perjuangankan Aspirasi Pedagang Kain

Abadikini.com, ENREKANG — Puluhan pedagang kain yang menempati los pasar central Enrekang mendatangi wakilnya di gedung DPRD Enrekang guna menyampaikan aspirasinya terkait dengan kondisi keberadaan pedagang kain bekas yang bebas berjualan di luar Los Pasar, yang telah disiapkan dan sangat merugikan penghuni Los, namun tidak pernah ditertipkan oleh pengelola pasar.

Kedatangan ibu-ibu pedagang tersebut di sambut baik oleh sejumlah anggota DPRD Enrekang dari gabungan komisi,

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh instansi terkait diantaranya, Dinas Perdagangan, dinas Perhubungan serta dinas pendapatan Kabupaten Enrekang, yang dilaksanakan diruang sidang gedung DPRD Kabupaten Enrekang, Rabu (08/1/2020).

Permasalahan yang terjadi di Pasar Enrekang juga terjadi di beberapa Pasar sentral yang ada di setiap Kecamatan, Legislator dari Partai Bulan Bintang H. Rum Sasmidi yang akrab disapa H. Ibeng angkat bicara.

“Sekarang waktunya pihak eksekutif untuk menjawab, ada apa dinas terkait sehingga persoalan penertiban di pasar saja tidak bisa ditangani, atau apakah memang sengaja tidak tahu, kan ada aturannya, sementara masih banyak los yang kosong namun kabarnya ada pemiliknya namun tidak ditempati, itu digantikan saja dengan pedagang lain supaya tidak ada lagi alasan pedagang kain yang menjual semaunya” tegas H. Ibeng.

Hj. Wina Koordinator ibu-ibu pedagang yang juga salah satu dari pelaku usaha kain dilos pasar. Dalam aspirasinya menjelaskan uneg–uneg terkait dengan kesemrawutan yang terjadi di pasar Enrekang dan memohon kepada pemerintah untuk segera membenahinya.

“Kami dari pedagang kain yang menjual didalam Los Pasar, merasa tidak nyaman karena selama ini omset kami mengalami penurunan akibat dari penjual cakar yang dibiarkan seenaknya menjual bebas diluar Los Pasar padahal masih banyak los yang kosong, sementara kami ini punya juga kontribusi pajak ke daerah, kami harap agar pengelola pasar dapat peduli juga jangan lantaran diberikan imbalan dari penjual cakar, kami gak diperhitungkan,” keluh Hj. Wina.

 

Sumber Berita
Pena Rakyat

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker