Rezim Netanyahu Segera Berakhir, Partai Arab Israel Alihkan Dukungan ke Gantz

Abadikini.com, YERUSALEM – Partai Joint List Israel yang didominasi politisi Arab memberikan dukungan kepada Benjamin “Benny” Gantz menggantikan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri (PM) dan membentuk pemerintahan baru.

Dalam pemilu Parlemen baru-baru ini, Blue and White Party (Partai Biru dan Putih) yang dipimpin Gantz menang tipis atas Partai Likud yang dipimpin Netanyahu. Kendati demikian, kubu Gantz tetap tak bisa membentuk pemerintahan baru tanpa sokongan suara Partai Joint List.

Partai Joint List yang jadi kunci pembentukan pemerintah baru Israel kemungkinan akan mendorong Presiden Reuven Rivlin untuk meminta Gantz membentuk pemerintahan baru dan rezim Netanyahu tamat.

Rivlin, yang mulai berkonsultasi dengan para pemimpin partai pada hari Minggu untuk membahas siapa yang harus memimpin negara itu setelah tidak ada pemenang yang jelas dalam pemilu, menyarankan Gantz dan Netanyahu bergabung. Gantz bersedia bergabung dengan syarat Netanyahu tidak masuk dalam pemerintahan baru.

Pemilu terbaru Israel ini menjadi pukulan telak bagi Partai Likud karena untuk kedua kalinya dalam tempo lima bulan gagal mengamankan kemenangan.

Sebaliknya, Partai Biru dan Putih unggul tipis atas Parta Likud. Gantz yang memimpin Partai Biru dan Putih adalah mantan Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Partai Joint List Israel memenangkan 13 kursi Parlemen atau Kneset, yang menjadikannya sebagai kekuatan politik terbesar ketiga di negara Yahudi tersebut. Partai Joint List Israel selama ini menyuarakan keluhan komunitas Arab tentang diskriminasi dalam masyarakat Israel.

“Kami ingin mengakhiri era Netanyahu, jadi kami merekomendasikan Benny Gantz menjadi orang yang membentuk pemerintahan berikutnya,” kata Ketua Partai Joint List, Ayman Odeh, kepada Presiden Rivlin pada hari Minggu sebagai bagian dari konsultasi untuk membentuk koalisi pemerintah baru.

Dukungan Partai Joint List tidak berarti akan duduk dalam koalisi pemerintahan, tetapi dukungannya akan membuat kubu Gantz berkuasa atas 57 kursi Parlemen atau akan mengalahkan kubu Netanyahu yang koalisinya diprediksi meraih 55 kursi Parlemen.

Netanyahu mengecam dukungan partai Arab tersebut kepada Gantz. Dia mengatakan, dukungan itu hanya berarti dua pilihan; “Pemerintah minoritas yang bersandar pada mereka yang menolak Israel sebagai negara Yahudi, demokratis, atau pemerintah nasional yang luas.”

Hasil Pemilu yang mendekati akhir penghitungan suara menunjukkan Partai Biru dan Putih akan menjadi partai tunggal terbesar di Parlemen baru dengan 33 dari 120 kursi yang diperebutkan. Sedangkan Partai Likud memenangkan 31 kursi, tiga lebih sedikit dari pemilu sebelumnya.

Dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin Partai Likud pada hari Minggu, Rivlin menyampaikan pendapatnya. “Terserah kepada dua partai terbesar, yang pertama dan kedua yang ukurannya hampir sama, untuk bergabung…agar Anda bersama-sama mengelola dan membangun sistem yang membawa pemerintahan yang stabil,” katanya, dikutip Reuters, Senin (23/9/2019).

“Ini yang orang inginkan. Tidak ada dari kita yang bisa mengabaikan itu,” lanjut Presiden Israel tersebut.

Peran presiden di negara Yahudi itu sebagian besar hanya bersifat seremonial, tetapi termasuk berkonsultasi dengan faksi dan memilih pemimpin partai mana yang memiliki peluang terbaik untuk membentuk koalisi.

Netanyahu dan Gantz sekarang sama-sama mencari sekutu potensial lainnya untuk berkoalisi. Partai yang menonjol untuk diperebutkan keduanya adalah Partai Yisrael Beitenu yang dipimpin Avigdor Lieberman, yang meraih delapan kursi. Lieberman adalah mantan menteri pertahanan dan anak didik Netanyahu. Dia mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan ketika berseberangan dengan Netanyahu atas kebijakan yang dianggap terlalu lemah terhadap Hamas di Gaza.

Lieberman pada hari Minggu menegaskan kembali seruannya untuk pemerintah persatuan dan mengatakan dia tidak akan merekomendasikan salah satu kandidat dalam pertemuannya dengan Rivlin.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker