Fahri Hamzah Sebut Tidak Boleh Bangun Jantung Negara Pakai Uang Swasta

Abadikini.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, anggaran pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, aneh. Sebabnya, pemerintah mengandalkan investasi swasta untuk membangun ibu kota baru. Fahri menilai, mustahil membangun ibu kota dengan uang dari pihak swasta.

“Banyak yang aneh di kemauan pemerintah itu termasuk yang paling aneh itu soal anggaran. Tidak boleh kita membangun jantung dari negara itu memakai uang swasta, itu mustahil itu. Itu yang saya bilang,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019).

Fahri heran dengan sumber anggaran pemindahan ibu kota yakni hampir Rp500 triliun atau lebih tepatnya Rp466 triliun. Dia membandingkan sulitnya DPR meminta anggaran untuk gedung baru sekitar Rp400-600 miliar yang terhambat hingga kini.

“Nah tiba-tiba pemerintah dengan sebuah surat seolah-olah dia akan punya uang Rp500 triliun itu mustahil. Jadi agak sulit maksudnya itu yang saya mau katakan kepada menteri seharusnya itu dibikin lebih soft sedikit, jangan presiden yang menanggung gitu loh,” jelas Fahri seperti dilansir Abadikini dari Merdeka.

Fahri mengkritisi cara pemerintah melakukan kajian. Menurutnya, harus disosialisasikan dari bawah dan dihitung dengan matang. Tidak seperti memberikan izin untuk membangun Serpong atau Meikarta.

“Ini membuat jantung dari republik yang harus dihitung betul itu karena letaknya sejarahnya dan konten konten sosiologi yang ada di dalamnya harus betul-betul menimbang mengingat Jakarta sudah menjadi ibu kota lebih dari 70 tahun jadi gak gampang itu ruhnya dicabut itu,” tegas mantan politikus PKS itu.

Presiden Joko Widodo telah memutuskan ibu kota pindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Anggaran sekitar Rp466 triliun disiapkan. Menurut Jokowi pemerintah hanya menanggung 19 persen dengan APBN. Sisanya, lewat investasi swasta dan kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha, serta BUMN.

Editor
Selly

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker