Kaisar Jepang Sesalkan Penderitaan Akibat Perang Dunia II

Abadikini.com, JAKARTA – Kaisar Jepang, Naruhito, menyampaikan penyesalan atas penderitaan selama masa perang saat berpidato untuk pertama kalinya dalam upacara peringatan akhir Perang Dunia II, Kamis (15/8).

“Melihat kembali tahun-tahun damai setelah perang, berkaca pada masa lalu kita, dan mengingat dalam penyesalan yang dalam, saya sungguh-sungguh berharap kehancuran akibat perang tidak pernah terulang,” ujarnya seperti dikutip AFP via CNN.

Ia kemudian bercerita tentang kedamaian dan kesejahteraan yang dibangun dengan usaha tiada henti seluruh masyarakat selama 74 tahun setelah perang berakhir.

“Namun ketika saya berpikir masa lalu mereka yang penuh penderitaan, saya langsung tenggelam dalam emosi mendalam,” katanya.

Perdana Menteri Shinzo Abe yang ikut berpidato juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih mendalam kepada para pejuang perang. Ia juga berjanji tidak akan mengulangi kepahitan perang.

“Janji ini tidak pernah dan tidak akan pernah tergantikan” di bawah kekaisaran Naruhito.

Naruhito sendiri lahir setelah perang berakhir. Sepanjang hidupnya, ia selalu menekankan kepentingan untuk mengingat sejarah perang “dengan tepat.” Namun, ia tetap tak merendahkan tindakan militer Jepang dalam perang tersebut.

Sikap Naruhito ini mirip dengan ayahnya, Akihito, yang selalu mendengarkan dengan berlinang air mata ketika para korban perang bercerita.

Peringatan ini sendiri dihelat tengah peningkatan ketegangan antara Jepang dan Korea Selatan terkait isu kerja paksa pada masa perang.

Ketegangan bermula ketika beberapa pengadilan Korsel memerintahkan perusahaan Jepang yang menggunakan buruh pekerja paksa pada puluhan tahun lalu untuk memberikan kompensasi ke korban.

Tak lama setelahnya, Jepang melarang ekspor bahan baku teknologi untuk perusahaan raksasa Korsel, Samsung Elektronik.

Tokyo menyatakan bahwa larangan itu dikeluarkan atas dasar “kehilangan kepercayaan” karena Seoul mengekspor secara tak layak material dari Jepang.

Namun, Seoul menganggap pelarangan itu sebagai aksi balas dendam Jepang atas keputusan pengadilan Korsel terkait kompensasi kerja paksa.

Editor
Irwansyah

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker