Studi: Remaja yang Tak Biasa Sarapan Justru Berisiko Alami Kegemukan

Abadikini.com – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan remaja yang melewatkan sarapan justru berisiko mengalami peningkatan berat badan.

Peneliti memperingatkan, melewatkan sarapan sebenarnya dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat karena tubuh mereka menjadi menimbun lebih banyak berat badannya.

Alih-alih sarapan sehat, remaja yang kelaparan akan mencari makanan alternatif yang kurang sehat seperti kue dan minuman mengandung gula saat siang harinya.

Studi yang dilakukan oleh Univeritas Sao Paulo di Brazil ini menganalisis data dari dua survei besar yang dilakukan di Eropa dan Brazil. Mereka melihat hubungan antara perilaku makan dan berbagai indikator berat badan.

Ini termasuk lemak di sekitar perut, lingkar pinggang dan data indeks massa tubuh (BMI).

Dari analisis ini, temuan paling signifikan adalah ‘melewatkan sarapan berkaitan langsung dengan peningkatan lingkar pinggang dan BMI pada remaja.

“Untuk anak laki-laki yang melewatkan sarapan, lingkar pinggang rata-rata adalah 2,61 cm lebih besar di Eropa dan 2,13 cm lebih besar di Brazil daripada anak laki-laki yang biasanya sarapan,” tutur penulis penelitian ini, Dr Elsie Costa de Oliveira Forkert.

Hal yang sama berlaku untuk anak perempuan. Peningkatan lingkar pinggang rata-rata mereka adalah 1,97 cm.

“Dengan melewatkan sarapan, jutaan anak-anak dan remaja di seluruh dunia kemungkinan mengganti makanan buatan sendiri yang lebih sehat seperti produk susu, sereal gandum dan buah-buahan dengan makanan cepat saji dalam perjalanan ke sekolah atau di sekolah itu sendiri,” sambungnya.

“Ini biasanya berarti mengonsumsi makanan berkalori tinggi dengan nilai gizi rendah, seperti camilan goreng, kue kering, soda, dan minuman manis lainnya, yang semuanya terkait langsung dengan perkembangan obesitas,” lanjutnya lagi.

Di Barat, anak-anak dan remaja Inggris dinilai termasuk dalam yang paling tidak sehat. Terlebih dengan tingkat obesitas tertinggi di Eropa.

Padahal, obesitas di usia muda dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Hasil dari penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, melansir Daily Mail.

Editor
Nabila Sarah
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker