NATO: Rusia Masih Membangkang dari Perjanjian Kontrol Senjata

Abadikini.com, BRUSSELS – Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mematuhi perjanjian kontrol senjata era Perang Dingin. Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu NATO di Eropa menuduh Moskow melanggar perjanjian bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty 1987 tersebut.

Moskow telah berulang kali membantah tuduhan Barat bahwa mereka telah meluncurkan sistem rudal jelajah berbasis darat yang jangkauannya melanggar Perjanjian INF.

Awal tahun ini, AS menyampaikan pemberitahuan resmi bahwa negara itu akan mundur dari pakta INF pada 2 Agustus, jika Rusia tidak mulai menghancurkan rudal yang dianggap melanggar perjanjian itu.

“Kami tidak melihat tanda-tanda Rusia bersedia kembali pada kepatuhan,” kata Stoltenberg usai pertemuan dengan para diplomat Moskow. “Dan waktu hampir habis,” lanjut bos NATO itu merujuk pada ultimatum yang disampaikan Amerika.

INF merupakan perjanjian penting yang memerintahkan penghapusan seluruh kelas rudal berbasis darat yang dikerahkan di Eropa dan Rusia barat.

Rudal-rudal seperti itu dianggap tidak stabil karena waktu terbangnya yang singkat, yang berarti mereka dapat mengenai sasaran dengan serangan berhulu ledak nuklir dengan sedikit waktu atau tanpa pemberitahuan.

Stoltenberg menyebut pelanggaran Rusia terhadap perjanjian itu “serius” dan membutuhkan tanggapan tegas.

“Jika kami menerima bahwa perjanjian INF dilanggar dengan impunitas, tanpa konsekuensi, maka kami merusak kepercayaan dan kredibilitas semua perjanjian pengendalian senjata lainnya,” katanya hari Jumat, seperti dikutip dari RFE/RL, Sabtu (6/7/2019).

Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang secara resmi menangguhkan partisipasi Rusia dalam Perjanjian INF 1987.

Menyusul pembicaraan dengan Stoltenberg, Rusia mengatakan tidak akan mengerahkan rudal nuklir jarak menengah di Eropa, selama Amerika Serikat tidak melakukannya terlebih dahulu.

“Kami tidak bermaksud untuk menyebarkan senjata semacam itu di Eropa dan kawasan lain di mana rudal jarak pendek dan menengah AS tidak dan tidak akan dikerahkan,” kata pihak duta Rusia untuk NATO dalam sebuah pernyataan.

Editor
Arkan AW
Sumber Berita
sindonews

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker