Beda Yusril, Beda yang Lain

Prof. Yusril Ihza Mahendra itu seorang politikus dan dosen, sehingga saran dan idenya harusnya dipertimbangkan dengan pikiran jernih dan hati yang tenang.

Sedangkan para pendiri, pimpinan dan pengurus partai hanyalah pragmatis, pikirannya pendek, tidak mumpuni keilmuan dibidang politik apalagi ilmu hukumnya, opportunities, mantan prajurit yang pemikiran sangat dangkal dan pendek, sehingga apa yang disampaikan seorang Profesor sekelas Yusril Ihza Mahendra akan sulit menerima pandangan, ide dan saran dari nya.

Karena memang tidak akan pernah nyambung, ibarat pemancar TV atau radio atau sinyal HP dengan penerima sinyal nya (TV, radio atau hp).

Frekuensinya yang dipancarkan berbeda disetel oleh alat penerima nya, akibatnya si pengguna alat, akan memaki-maki stasiun pemancar sinyal (provider)nya, baik itu tv, radio ataupun hp.

Padahal yang salah itu, si pengguna yang menyetel alat nya yang tidak sesuai dengan frekuensi yang dipancarkan provider. Setelah marah-marah, maki-maki, sampai datang ke kantor perwakilan dan dijelaskan bagaimana caranya menyambungkan antara sinyal pemancar dengan alat penerima, barulah dia berkata: **

O.. begitu toh caranya, kenapa tidak tau dari awal. Kan rugi ada siaran langsung (bagus) tidak bisa tertonton/mengikuti informasi nya.

Jadi.. sebenarnya orang yang menerima saran dan ide Yim sebenarnya tidak sampai ilmu, pengalaman dan IQ nya, sehingga selalu mencaci maki, membully dan menghina semua yang dilakukan dan dilontarkan seorang Yim yang memang begitulah cara bertindak dan berpikir nya.

Karena kebiasaannya sebagai dosen, pengajar di kampus, jadi agak susah menurunkan “frekuensi” nya. Harusnya masyarakat Indonesia, terlebih khusus para pengurus partai, bersyukur atas adanya seorang Yim, tanpa harus belajar secara khusus di kampus, bisa belajar secara praktis langsung praktek.

Pendidikan politik dan hukum yang diberikan seorang Yim sangatlah bagus dan cocok diterapkan di kondisi dan keadaan Indonesia sekarang. Tapi karena, seperti saya katakan diatas, IQ, ilmu dan pengalamannya kurang, jadilah semua menolak.

Nanti bakalan ada yang menuduh saya, “Ah kamu terlalu mengagungkan ketua partai mu, fanatik buta, menyamakan Yim dengan nabi, dll dll tuduhan yang memang karena IQ, ilmu dan pengalamannya kurang, sehingga muncullah berbagai tuduhan, fitnah yang tidak enak didengar, tanpa dipikirkan terlebih dahulu dan direnungkan nya.

Kita ambil contoh saran Yim kepada koalisi PS yang disampaikan langsung kepada mantan cawapresnya, Sandiaga Uno (SU). Koalisi seperti apa yang akan dibangun PS? Kalau seperti yang sudah-sudah, akan rusak dan buruk akibatnya. Tapi kalau koalisi per daerah basis partai (saya lupa apa istilah yang digunakan Yim) maka itu akan menguatkan koalisi dan akan langgeng.

SU membawa ide Yim ke PS, dijanjikan akan memberikan jawaban secepatnya kepada Yim sebagai ketua PBB.

Namun apa jadinya…??? Sampai detik ini, jawaban PS tidak ada. Begitukah seorang yang mau dikatakan politikus..? Seorang negarawan? Seorang pendiri partai dan ketua umum partai..? Yang katanya didukung ulama (Islam) yang mana dalam Islam, janji adalah hutang..?

Belum lagi keributan dan ketidakcocokan yang terjadi didalamnya, ingin memiliki perwakilan sebanyak-banyaknya di parlemen sehingga bisa menguasai parlemen, dengan prosentase tertinggi. Itu namanya SERAKAH…!!!!

Sifat serakah adalah sifat yang paling dibenci dalam Islam. Bandingkan dengan cara Rasullullah Saw membangun suatu kekuatan.

Rasulullah Saw tidak menginginkan sebuah kekuatan didominasi hanya oleh satu atau dua suku atau kabilah saja. Kalau bisa 10, 20 atau bahkan 100, kenapa tidak…??? Dengan perwakilan masing-masing suku/kabilah ada dalam koalisi Rasulullah Saw, maka kekuatan Islam akan kuat. Walaupun diantara induk suku/kabilah ada yang masih kafir, tapi jika koalisi mereka diserang musuh dari luar, maka orang yang masih kafir pun akan marah dan akan membela koalisi Rasul, walaupun dia sendiri belum Islam. Harga diri suku/kabilah mereka akan dipertaruhkan.

Berbeda dengan partai di Indonesia, karena sifat serakahnya, maka mereka hanya ingin, partainya sajalah yang paling banyak kursinya, paling tinggi prosentase nya, sehingga menentukan partai nomor wahid, partai paling top, paling disukai rakyat… Inilah sifat iblis, bangga (sombong) atas dirinya dibandingkan partai lain.

Kembali dengan ide Yim diatas.

Jika saat itu PS menerima saran Yim, lalu PS meminta partai koalisi nya membentuk tim seperti saran Yim, daerah ini khusus partai A saja kampanye, daerah ini khusus partai B saja yang kampanye, daerah ini khusus partai C saja begitu seterusnya, akhirnya seluruh partai koalisi PS masuk dalam parlemen.

Nah kekuatan yang dimiliki oleh PS akan sangat besar, walaupun tidak tinggi prosentase perolehan suaranya, tapi koalisi nya akan kuat karena diikat dengan perjanjian pembagian wilayah yang masing-masing wilayah/daerah memiliki keterwakilan partai, masing-masing partai menyumbang suara bagi partai yang lainnya. Sehingga jika koalisi nanti diserang oleh partai diluar koalisi, maka seluruh anggota koalisi akan membantu menyerang balik dan membela anggota partai koalisi.

Jika ada kebijakan pemerintah yang tidak disetujui oleh koalisi, maka seluruh koalisi bisa melakukan protes keras atau walk out. Dan akhirnya kebijakan pemerintah bisa batal…!!! Disitulah keberpihakan koalisi kepada rakyat, membela rakyat yang sudah memilihnya.

Kalau seperti sekarang, koalisi fatamorgana, begitu istilah yang disampaikan Yim kepada koalisi PS, SEKARANG TERBUKTI..!!!

Masing-masing partai ingin menang sendiri, ingin menyelamatkan diri sendiri, pindah dan keluar koalisi, mencari jabatan pada pemenang pilpres, ketika ada gugatan pilpres ke MK tak satupun mau menjadi saksi, barang bukti tidak ada yang mau bantu memberikan nya dalam sidang MK. Semua menyelamatkan diri masing-masing.

Kalau saran Yim diterima, tentu masing-masing partai akan berlomba menjadi saksi, rakyat semangat memberi dukungan dan logistik kepada tim pembela. Semua akan bahu membahu memberikan bukti yang valid. Ini takut menjadi saksi, takut nanti akan dibully rakyat, dicaci-maki rakyat, sehingga nanti perolehan suara di pemilu yang akan datang merosot.

PBB dengan Prof Yusril Ihza Mahendra berani menanggung semua resiko politik apa yang sudah dilakukan dan diucapkan…!!! Karena PBB berdiri diatas kebenaran dan keadilan, demi rakyat dan bangsa Indonesia, hanya rakyatnya yang tidak paham dan mengerti maksud PBB.

Saya yakin, انشاء الله suatu saat nanti habib Rizieq Syihab akan meminta maaf atas ucapannya terhadap ketua umum PBB, Prof. Yusril Ihza Mahendra yang telah salah menilai dan membuat keputusan terhadap partai Islam satu-satunya yang membela Islam dan ummat nya.

Ya.. mereka tidak memiliki ilmu siasat, politik, tidak memahami hukum, semua hanya berdasarkan emosi sesaat, sehingga semua ucapan dan tindakannya diluar nalar dan akal sehat. Tapi justru yang dituduh keluar akal sehat, malah Yim (ini yang menuduh justru sekelompok orang Minang sendiri, padahal orang Minang terkenal dengan politik nya tapi makin ke sini, orang Minang makin tidak pandai berpolitik)

Sekarang seakan PS di PHP (pemberi harapan palsu) oleh koalisi nya sendiri, dijanjikan jabatan presiden, dengan bergabung dalam koalisi nya untuk meraih kursi parlemen sebanyak-banyaknya. Ketika ada gugatan, tidak satupun mau jadi saksi atau memberikan bukti. Bahkan menyelamatkan diri mencari posisi di koalisi lawan dan meninggalkan PS sendirian. Apakah PS tidak membaca semua ini, sudah 2x sebelumnya dan ini yang ke-3 kalinya.

Semoga bermanfaat untuk kita menjadi lebih baik.
Oleh Dr. Savante Arreneuz

Editor
Irwansyah

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker