Untuk Negara Manapun Pembeli Minyak Iran, AS Siap Jatuhkan Sanksi

Abadikini.com, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) akan memberikan sanksi kepada negara mana pun yang mengimpor minyak Iran, dan saat ini tidak ada pengecualian untuk sanksi itu. Seperti dilaporkan Sabtu (29/6), hal itu diumumkan utusan khusus AS untuk Iran Brian Hook kepada wartawan di London.

Kebijakan ekonomi garis keras administrasi Trump melawan Republik Islam terus dalam menanggapi Teheran menjatuhkan pesawat nirawak AS pekan lalu.

Setelah Trump mengumumkan sanksi baru yang secara langsung menargetkan kepemimpinan Iran, AS kini menyatakan pemerintah akan memberlakukan hukuman pada negara-negara yang melanggar pembatasan sebelumnya juga.

“Kami akan memberikan sanksi atas impor minyak mentah Iran. Saat ini, tidak ada keringanan minyak,” kata Hook ketika ditanya tentang berlanjutnya penjualan minyak mentah Iran di Asia.

Pengecualian larangan AS sebelumnya telah diberlakukan sehingga memungkinkan beberapa negara yang bergantung pada impor minyak Iran, untuk terus membelinya terlepas dari adanya sanksi AS.

Tiongkok

Secara eksplisit, Hook menyebutkan laporan bahwa pembeli terbesar Iran yakni Tiongkok, telah menerima setidaknya satu pengiriman minyak sejak pengabaian sanksi dicabut.

“Kami akan memberikan sanksi atas setiap pembelian ilegal minyak mentah Iran,” kata Hook.

Beijing telah sangat kritis terhadap keputusan untuk membatalkan pengabaian, dan negara itu bukan satu-satunya yang menentang langkah keras Washington dalam komunitas internasional.

Uni Eropa terus melakukan upaya akomodatif untuk meyakinkan Iran agar tetap menaati ketentuan-ketentuan perjanjian nuklir 2015, terlepas dari penarikan AS yang tanpa basa-basi. Uni Eropa diperkirakan akan mengumumkan jalur kredit multi-juta dolar untuk membantu memudahkan perdagangan minggu depan.

Meskipun terjadi permusuhan baru-baru ini dimulai dengan keputusan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir yang disetujui oleh pendahulunya, Hook mengatakan kepada wartawan bahwa Iran yang telah berkali-kali menolak tawaran diplomasi.

Editor
Nabila Sarah

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker