Tidak Seimbangnya Kemesraan Istri, Mampu Pengaruhi Keharmonisan Keluarga

Abadikini.com – Rumah tangga yang harmonis hanya akan terbentuk manakala ada rasa saling memiliki dan menyayangi antara segenap keluarga. Terutama suami dan istri, keduanya harus bisa saling melengkapi (Zaim, 2019).

Oleh sebab itu jika pasangan suami dan istri dapat saling mengerti dan melengkapi satu sama lain maka dapat membangun keluarga yang harmonis, dan tidak akan mudah terpecah hanya karena permasalahan kecil.

Sikap saling melengkapi suami dan istri merupakan kunci dari kebahagiaan berumah tangga. Suami, sebagai kepala keluarga, memiliki tanggung jawab untuk menafkahi istri, lahir dan batin.

Secara lahir suami harus mampu menjaga agar istri tidak kesulitan dalam memenuhi pokok berupa sandang, pangan, dan papan. Adapun nafkah batin, yaitu bisa berupa kasih sayang, perhatian, pendidikan agama, dan lainnya.

Sementara itu istri memiliki tanggung jawab untuk melayani suami, dan ketaatan isti kepada suami merupakan sebuah kewajiban (Zaim, 2019).

Oleh sebab itu, penting sekali bagi seorang istri memahami hak-hak kewajiban istri terhadap suami agar keutuhan dan keharmonisan keluarga tetap terjaga.

Di dunia ini sudah banyak ditemukan contoh-contoh sikap dan kewajiban seorang istri yang baik dan benar sehingga dapat menimbulkan keharmonisan pada keluarga.

Salah satu contohnya ialah Sayidatina Fatimah Azzahra. Ia merupakan salah satu sosok istri yang harus para wanita contoh keteladanannya.

Masih banyak kisah teladan tentang kehidupan rumah tangga Islam yang meliputi kebahagiaan. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita yang hidup pada masa modern.

Banyak diantara pasangan suami istri yang memutuskan bercerai karena tidak bisa menyelesaikan persoalan rumah tangga. Sebagian juga ada yang diam-diam menjalin asmara dengan perempuan atau laki-laki lain, bahkan dengan yang sama-sama sudah berkeluarga (Zaim, 2019).

Sudah saatnya persoalan rumah tangga diselesaikan dengan baik-baik. Bahkan, akan lebih baik lagi jika ada langkah pencegahan agar jangan sampai rumah tangga retak hanya karena tidak adanya sikap saling pengertian  antara suami istri.

Dalam hal ini, jika suami istri telah mampu menyelesaikan persoalan rumah tangga dengan tuntunan al-Qur’an dan hadits, maka akan lahir generasi-generasi islami harapan keluarga, bangsa, dan negara (Zaim, 2019).

Apabila kita dapat mengatur strategi keharmonisan dalam keluarga maka akan terlahir generasi-generasi yang berkualitas tinggi yang bertanggung jawab dan memajukan negara, dan untuk mengubah suatu bangsa dari keterpurukan suatu moralitas, mulailah dengan menata kehidupan keluarga masing-masing.

Selama keharmonisan rumah tangga terjaga, yakinlah bahwa masa depan anak-anak akan lebih terjamin. Keluarga harmonis menjamin terbentuknya kehidupan keluarga yang sejahtera dan damai (Puspita, 2015).

PEMBAHASAN

Pernikahan merupakan suatu ladang pahala yang besar, menikah adalah jalan ibadah yang dipenuhi aliran pahala. Taatnya seorang istri kepada suami akan membuat rumah tangga terasa sangat harmonis.

Keluarga harmonis adalah sebuah rumah tangga yang di dalamnya mengalir jutaan kasih sayang dan beribu rasa pengertian terhadap sesama, dan hal ini sangat menjadi modal penting dalam menghiasi keluarga yang bahagia.

Adapun beberapa manfaat ketaatan seorang istri dalam membangun keharmonisan keluarga adalah sebagai berikut :

  1. Istri yang shalihah menjadi penerang untuk keluarga

Islam sendiri mengungkapkan bahwa menaati suami merupakan bagian dari kemuliaan untuk seorang istri. Apresiasi ini menunjukan, bahwa perempuan memiliki dipercaya mampu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga.

Betapa bahagiannya seorang suami ketika memiliki istri yang selalu menantinya. Jika dipandang ia bisa menyejukan dan menentramkan hati.

Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ulama: “Ketika matahari tenggelam dan dunia menjadi gelap, istri shalihah yang menjadi penerang bagi suaminya” (Zaim, 2019).

Manfaat yang begitu besar dari seorang istri yang shalihah terhadap suaminya dapat menimbulkan keluarga menjadi jauh lebih terasa bahagia.

  1. Bersyukur dengan pemberian suami, maka akan mengucur rezekimu

Bersyukur menjadi ciri dari keimanan dan kesalihan seorang perempuan. Barang siapa yang sudah memiliki pasangan hidup (suami), maka diwajibkan untuk dirinya bersyukur dengan setiap pemberian suaminya.

Rasa syukur ini bukan berarti merendahkan derajat seorang perempuan, melainkan akan menumbuhkan derajatnya menjadi lebih tinggi. Sebab, dalam islam derajat seseorang hanya dapat diukur dengan seberapa besar ia berbuat kebaikan pada orang lain.

Hal ini sebetulnya menunjukan kualitas seorang perempuan dalam mengarungi bahtera kehidupan bersama suami. Apabila ia sebagai istri bisa bermanfaat, maka ia sudah menunjukan kualitasnya sebagai perempuan yang berhasil.

Begitupun sebaliknya, apabila memiliki akhlak yang buruk, maka dalam setiap tindakannya tidak ada manfaat yang bisa dipetik (Zaim, 2019).

Dalam hal ini hendaknya seorang istri selalu bersyukur atas apa-apa yang diberikan suami agar manfaat dari rasa bersyukur itu dapat hadir ditengah-tengah rumah tangga dan hal ini pun sangat mempengaruhi kualitas kebahagiaan sebuah keluarga.

  1. Kejujuran kepada suami adalah keberkahan

Jujur menjadi modal yang sangat penting dalam mengarungi kehidupan. Bisa dikatakan kejujuran setiap manusia menjadi harga mati untuk dirinya sendiri.

Hal ini juga berlaku bagi yang sudah berkeluarga untuk menempuh cita-cita bahagia, ia harus menjadi orang yang jujur. Bahkan, orang tua dulu sering berpesan: “Apabila hidupmu ingin berkah dan langgeng, maka bertindaklah jujur kepada pasangan”.

Dan sebagai pasangan yang ideal, seorang perempuan harus pandai-pandai menanamkan kebaikan kepada suaminya. Selain sebagai kewajibannya sebagai pasangan, ini juga menjadi modal penting untuk memperkokoh ikatan dan rumah tangga (Zaim, 2019).

Dan oleh sebab itu manfaat yang dapat diraih dari sebuah kejujuran seorang istri terhadap suaminya adalah keberkahan yang tiada tara. Berlakulah jujur karena itu adalah salah satu kunci dari bentuk keluarga yang harmonis.

  1. Jadilah istri yang romantis agar hidupmu di berkahi

Romantis merupakan salah satu kata yang selalu identik dengan kemesraan. Apabila romantis ini berada dalam lingkup keluarga, maka romantis pasti identik dengan kebersamaan pasangan suami istri.

Seperti halnya, perahu dan penumpangnya, apabila perahu itu tidak kompak dikayuh maka perahu tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

Begitu juga dengan keluarga yang romantis, apabila diantara keduanya tidak seimbang mesranya, maka keluarga tersebut tidak akan bisa menciptakan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian (Zaim, 2019).

Ketika kebahagiaan ingin diraih dalam sebuah rumah tangga maka bersikaplah romantis terhadap pasanganmu. Karena asalnya ketika seorang istri membuat suaminya bahagia maka keberkahan dan pahala akan terus mengalir pada keluarga tersebut.

Ketika kita mengambil keputusan untuk menikah pertanda kita harus siap dan taat kepada suami. Karena, asalnya seorang suami adalah orang tua bagi seorang istri didalam rumah tangga.

Dan untuk mendapat keberkahan dalam sebuah hubungan maka haruslah bagi seorang istri memenuhi kah-hak seorang istri terhadap suaminya, agar rumah tangga terjalin dengan penuh cita rasa kebahagiaan.

Adapun beberapa tips atau strategi seorang istri dalam menjaga keharmonisan keluarga adalah sebagai berikut:

  1. Layani suami dengan cara memuliakan dan membesarkan hak-haknya

Seorang istri menjadi mulia menjadi mulia di sisi Allah. Karena selama hidupnya ia sanggup memenuhi tugas dan kewajibannya, yakni membesarkan dan memuliakan hak-hak suaminya.

Itulah yang penting kita renungkan dalam konteks bagaimana kita secara maksimal mampu melayani suami. Artinya, hak-hak suami yang ada pada diri kita harus diutamakan, tentunya dengan sikap yang ikhlas karena Allah Swt. Tanpa dasar seperti itu, terasa sulit bagi kita untuk memuliakan hak-hak suami (Fadilah, 2018).

Pada dasarnya dalam kehidupan berkeluarga, keharmonisan akan tercipta mana kala seluruh tindakan atau perbuatan bermuara pada kepentingan bersama.

  1. Taatilah suami dengan penuh cinta

Pelayanan terbaik terhadap suami ialah menaatinya dengan penuh cinta. Seorang istri bisa dikatakan shalihah ketika ia sanggup menaati perintah-perintah suaminya.

Sesuatu yang diperintahkan oleh suami, selama perintah itu tidak bertentangan dengan syariat islam, selalu dipenuhinya dengan hati yang tulus, bukan karena terpaksa (Fadilah, 2018).

Lantas jangan pula kita melakukannya secara terpaksa, sehingga ketaatan kepadanya tidak bernilai apa-apa dihadapan Allah Swt.

  1. Sehabis suami pulang kerja, sambutlah dengan senyum kasih sayang

Senyum itu ibadah dan shodaqoh. Seorang istri yang selalu tersenyum di hadapan suaminya pasti hati sang suami berbunga-bunga, bangga, dan kasih sayangnya bertambah.

Apalagi, senyum dari sang istri muncul ketika suami baru pulang kerja atau selesai beraktivitas. Tentunya hati suami serasa sejuk dibuatnya (Fadilah, 2018).

Ketika seorang istri dapat menyejukan hati suaminya maka keberkahan pun akan terus mengalir dalam rumah tangganya dan hal ini dapat membangkitkan sebuah keharmonisan dalam keluarga.

  1. Jadilah teman yang menyenangkan bagi suami diatas ranjang

Ranjang merupakan simbol romantisme. Dengan demikian, yang terpenting bagi kita sebagai istri ialah cara menjadikan “ranjang” sebagai sesuatu yang sarat nilai.

Soal pelayanan secara seksual tentu menjadi perhatian tersendiri, selain kehangatan suasana yang dibangun antara seorang istri dan suami. Pelayanan yang bersifat seksual adalah suatu kewajiban (Fadilah, 2018).

Karena pada dasarnya jika seorang istri menolak keinginan suami dalam melakukan suatu hubungan tersebut, akan menimbukan terbukanya pintu kemaksiatan.

Yang mana seorang suami tidak merasa terpenuhi dan oleh sebab itu suami mencari pengganti atau pelampiasan dan inilah yang menyebabkan terjadinya perceraian dalam rumah tangga hingga kata keharmonisan dalam keluarga pun sulit untuk diraih.

  1. Ketika suami dicekam kekhawatiran, hiburlah agar tenang.

Menghibur suami yang dicekam oleh situasi yang tidak mengenakan memang terkesan sederhana. Setiap orang yang mendengar hal itu pasti akan berkata bahwa hal itu sudah biasa. Sudah maklum. Walaupun hal itu terkesan sederhana, ternyata menyimpan banyak hikmah (Fadilah, 2018).

Istri-istri yang melakukannya dengan dengan tulus, pasti Allah akan memberikan keberkahan yang berlimpah di dalam rumah tangganya.

Dan begitu pula sebaliknya. Dan adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menenangkan suami sebagai berikut :

  1. Jangan selipkan emosi saat menenangkan hati suami;
  2. lihatlah seberapa besar kadar kekhawatiran suami; dan
  3. Hiburlah tanpa harus menggurui sang suami.
  4. Percantiklah diri di hadapan suami

Mempercantik diri berarti berusaha tampil semenarik mungkin di hadapan suami, baik dengan cara bersolek, berdandan, ataupun menampilkan diri secantik mungkin agar suami senang.

Seorang istri dianggap tidak mampu melayani suaminya dengan baik jika ia malas berdandan mempercantik diri di hadapan suaminya sendiri. Padahal ia mampu melakukannya (Fadilah, 2018).

Dan jangan salah kaprah akan sebuah kata mempercantik diri, berdandanlah sesuai pada tempatnya, percantiklah dirimu dihadapan suamimu. Dan adapun beberapa strategi dalam berdandan sebagai berikut:

  1. Perbaiki niat;
  2. Berdandanlah sesuai pada tempatnya;
  3. Meminta pertimbangan kepada suami;
  4. Tidak terlena dengan life style orang-orang yang melanggar perintah Allah; dan
  5. Berhiaslah saat hendak melayani suami saja.

Maka hendaklah bagi sang istri memperhatikan hal-hal yang telah dipaparkan diatas.

  1. Setialah saat kondisi suka maupun duka

Istri yang shalihah pasti selalu setia kepada suaminya, dalam kondisi suka maupun duka. Kesetiaannya tidak berkurang sedikit pun hanya karena suami ditimpa musibah atau persoalan-persoalan hidup yang membuat suasana keluarga mencengkram (Fadilah, 2018).

Istri yang mempunyai tekad ingin mempertahankan keharmonisan keluarga ia akan terus berusaha setia dengan ketulusan yang luar biasa.

Berbuat baik kepada suami dengan cara melayaninya dengan tulus dan menghormatinya merupakan wujud dari rasa syukur kita.

Selama kita menjadikan pengabdian kepada suami sebagai media ibadah, berarti kita harus bersyukur kepada Allah Swt (Fadilah, 2018).

  1. Jangan kecewakan hati suami saat bercengkrama

Istri yang baik pasti akan selalu memenuhi kebutuhan suaminya, termasuk kebutuhan seksual. Istri yang baik dan pengertian tidak akan mengecewakan suaminya saat bercengkrama, baik di tengah malam yang senyap maupun siang hari yang mendebarkan.

Sedangkan, bagi istri yang melayani suami dengan setengah hati, apalagi terang-terangan menolaknya, maka Allah Swt, dan para malaikat akan memurkai sang istri tersebut (Fadilah, 2018).

Oleh sebab itu seharusnya kita sebagai seorang istri yang baik haruslah memahami betapa pentingnya memenuhi ajakan suami saat bercengkrama. Agar dapat membagun sebuah keluarga yang harmonis maka hendaklah memahami betul-betul segala kewajiban seorang istri.

Adapun tindakan-tindakan yang dapat memicu kekecewaan terhadap suami adalah sebagai berikut :

  1. Banyak memprotes tindakan suami saat bercengkaran dengannya;
  2. Menceritakan seluk-buluk fisik wanita lain dihadapan suaminya;
  3. Menunda-nunda ajakan suami yang ingin bercengkrama; dan
  4. Kurang adanya rasa responsif dengan isyarat yang dilontarkan suami.
  5. Temani suami dalam urusan agama (Shalat)

Istri yang shalihah dan selalu melayani suaminya dengan baik pasti merasa senang mengerjakan sholat, terutama mengerjakan secara berjama’ah dengan suami.

Istri yang shalihah tentu senang menjalankan perintah-perintah Allah Swt. Berdasarkan kenyataan saat ini, biasanya seorang wanita yang kurang memiliki motivasi yang kuat serta tidak memahami substansi dari istilah “shalat sebagai tiang agama” (Fadilah, 2018).

Bila dalam menegakan shalat saja kita belum konsisten lantas bagaimana dalam mengerjakan kewajiban-kewajibannya dalam memenuhi hak suami.

  1. Menjaga kehormatan

Kehormatan adalah masalah yang sangat sensitif bagi manusia. Dengan alasan kehormatan manusia rela melakukan apa saja. Bahkan dengan alasan kehormatan, tidak sedikit manusia yang bersedia mempertaruhkan nyawanya. Dalam sebuah keluarga, seorang istri memiliki kehormatan yang dijaga oleh suami.

Sebaliknya seorang suami juga memiliki kehormatan yang wajib dijaga oleh istri jika pasangan suami istri ini saling berusaha menjaga kehormatannya, maka akan selamatlah kehidupan keluarga mereka.

Mengingat demikian sensitifnya masalah kehormatan ini, maka sudah seharusnya bagi istri untuk menjaga kehormatan suaminya. Termasuk juga suami wajib menjaga kehormatan dan nama baik istrinya serta keluarganya secara umum.

Salah satu bentuk menjaga kehormatan suami adalah dengan menjaga rahasia-rahasianya tentang apa saja Bagi para istri, menjaga rahasia suami sangat dianjurkan.

Mengingat kegemaran seorang kaum wanita yang suka bercanda dan bergosip itu mereka tanpa sadar menjadikan rahasia-rahasia  rumah tangganya atau suaminya sebagai bahan candaan (Nailiya, 2019).

Keluarga yang dipenuhi kebahagiaan adalah keluarga yang dapat saling menjaga satu sama lain. Adapun masalah yang terjadi di dalam rumah tangganya dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin tanpa harus melibatkan orang lain di dalam maslahat rumah tangga.

  1. Hindari cemburu yang berlebihan

Dalam kehidupan rumah tangga, seseorang sering mengartikan rasa cemburu adalah sesuatu yang wajar. Cemburu merupakan salah satu tanda cinta dari lawan jenis, cemburu adalah bumbu dalam bercinta.

Bisa dikatakan, jika tidak ada cemburu di dalam percintaan, maka bukan cinta namanya. Karena pada hakikatnya rasa cemburu menjadi tolak ukur seberapa besar seseorang mencintai dan menyayangi pasangannya.

Akan tetapi, islam tidak memperkenankan rasa cemburu yang berlebihan. Sebab, hal ini dapat merusak keharmonisan rumah tangga (Zaim, 2019).

Biasanya orang yang sering cemburu berlebihan, ia akan lebih banyak berperasangka buruk terhadap pasangannya. Hal ini dapat memicu perceraian pada rumah tangga. Maka hindarilah cemburu yang berlebihan.

PENUTUP

Inilah keluarga yang mendapat berkah dari Allah Swt. Setiap langkah hidupnya yang dijalani menjadi jalan untuk meraih cita-cita yang mulia.

Meraihan kebahagiaan yang berlandaskan dengan cinta dan kasih karena Allah Swt. Sehingga, dari kasih sayang ini, seorang istri akan menemukan keberkah dari suami tercinta  (Zaim, 2019).

Dan perlu kita perhatikan bahwasanya keharmonisan keluarga tidak dapat dibangun dengan keegoisan, pada dasarnya keharmonisan keluarga didasakan oleh rasa saling pengertian, rasa tulus dan ikhlas, yang di dalamnya mengalir jutaan kasih sayang antara keduannya.

Ketika kita dapat menjalankan kewajiban kita sebagai istri terhadap suami. Maka, akan banyak manfaat yang diraih oleh sang istri. Selain keberkahan dalam rumah tangga, kebahagiaan dan anak-anak yang taat pun dapat kita raih.

Dan adapun beberapa strategi yang hendaknya kita lakukan sebaiknya kita jalani kita dawami dengan penuh rasa ikhlas. Agar segala sesuatunya tidak bernilai sia-sia dihadapan Allah Swt.

Setiap orang tentu sangat menginginkan bangunan rumah tangga yang ideal dan harmonis. Dan kita tentunya tidak mau jika rumah tangga dilanda badai besar yang dapat menghancurkan bahtera rumah tangga. Oleh karena itu, mulailah mengintropeksi diri dan segera memperbaiki segalanya (Puspita, 2015).

IMPLIKASI

Untuk menciptakan keluarga yang harmonis diperlukan beberapa strategi, dari pemaparan diatas dapat disimpulkan ketaatan istri kepada suami adalah salah satu strategi istri dalam menjaga keharmonisan keluarga. Hal ini mengandung implikasi yang baik terhadap para istri, calon istri bahkan kepada para mahasiswa bimbingan konseling islam.

Karena, hal ini dapat bermanfaat untuk para wanita dan para konselor dalam memberikan solusi kepada sesama wanita atau pun kepada para konseli agar dapat membangun cinta dan keharmonisan yang berkah dalam rumah tangga.

REFERENSI

Fadilah, N. (2018). Melayani Suami Tercinta Layaknya Istri Nabi.Depok: PT. HUTA HAPHURA.
Nailiya, I. Q. (2019). Kebiasaan-Kebiasaan Istri yang membuat Suami Bahagia & Sukses Dunia Akhirat.Yogyakarta: Araska.
Puspita, A. (2015). Selamatkan Keluargamu dari Broken Home.Jakarta Selatan: Serambi Semesta Distribusi.
Zaim, N. (2019). Jadilah Istri Shalihah.Depok: PT. HUTA PARHAPURAN.

Oleh : Ika Purnama Sari – Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Umul Quro Al-Islami Bogor

Editor
Muhammad Irwan
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker