Jaringan Gus Dur dan Kiai Kampung Jadi Kunci Kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Jatim

Abadikini.com, JAKARTA – Salah satu kunci kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Jawa Timur (versi quick count) adalah bersatunya kiai-kiai kampung. Hal tersebut semakin solid setelah putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid, beberapa kali turun ke Jawa Timur membawa jaringan Gus Dur-nya.

”Jadi, kalau para elite di Jakarta saling mengklaim kemenangan, itu merupakan hal yang semu,” kata pakar komunikasi politik Universitas Airlangga, Surabaya, Suko Widodo, Senin (22/4/2019).

mengutip dari Beritasatu,Istilah kiai kampung, lanjut Suko, menunjuk pada kiai-kiai di pondok pesantren kecil yang selama ini tidak menjabat dalam struktur kepengurusan NU. Di Jawa Timur, populasi kiai kampung ini sangat banyak. ”Gus Dur memang dikenal dekat dengan massa akar rumput NU. Bahkan, istilah kiai kampung itu sendiri dicetuskan oleh Gus Dur,” ujar Suko.

Ditambahkan, elite Jakarta praktis hanya memungut hasil kerja keras massa akar rumput yang berjuang di lapangan. Di luar itu, ada variabel tambahan yang membuat suara pasangan Jokowi-Ma’ruf di Jatim cenderung meningkat. Salah satunya, solidnya barisan massa akar rumput NU. Di antaranya adalah jaringan kiai kampung, jaringan ibu-ibu majelis taklim, dan jaringan Gus Dur yang diusung Yenny dengan bendera Rumah Pergerakan Gus Dur (RPGD).

Suko berpendapat, jaringan Gus Dur dan kiai kampung ini berhasil mendorong sejumlah program yang menyentuh hajat hidup orang banyak. Di antaranya, melalui penggratisan Jembatan Suramadu. ”Meski bukan satu-satunya, faktor lobi Yenny Wahid kepada Jokowi cukup penting,” ujarnya.

Setelah Yenny mendeklarasikan dukungan ke Jokowi, lanjut Suko, pemerintah Jokowi mengeluarkan keputusan penggratisan Jembatan Suramadu. Hal tersebut ditambah, selama masa sosialisasi dan kampanye Pilpres, Yenny sempat dua kali menggelar acara di Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, yang dihadiri Jokowi.

Meski perolehan suara Jokowi-Ma’ruf tetap kalah di Madura, menurut Suko Widodo, penggratisan Suramadu bisa menahan margin kekalahan tidak seperti Pilpres 2014. ”Banyak warga masyarakat Madura, terutama yang bermigrasi ke Surabaya, merasa diuntungkan dengan keputusan tersebut,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Dr. Jayus, dosen Fakultas Hukum Universitas Jember. Ia tak menepis fakta, Yenny Wahid memang salah satu faktor penentu kemenangan paslon 01 di Jatim. ”Pengaruhnya signifikan. Sebagai putri Gus Dur, Yenny tentu membawa magnet tersendiri bagi para kiai dan masyarakat di Jatim,” katanya.

Kendati basis massa jaringan yang dibawa Yenny lebih berada di seputar wilayah Mataraman, seperti Ponorogo, Madiun, Magetan, Jombang, Nganjuk hingga Trenggalek, namun sosok Jokowi yang dianggap memiliki karakter sama dengan Gus Dur membuat capres 01 tersebut relatif diterima oleh khalayak yang lebih luas.

Dihubungi terpisah, Yenny Wahid menyatakan, kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Jatim sebenarnya merupakan kemenangan rakyat Jawa Timur. ”Terlalu berlebihan kalau saya dianggap faktor penentu. Banyak pihak yang berjuang bersama untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf,” ungkap Yenny Wahid.

Yenny lalu menyebut nama Khofifah Indar Parawansa, Gus Ipul, Pakde Karwo, elemen kiai kampung, dan banyak nama lainnya. ”Mereka semua memiliki kontribusi untuk memenangkan 01,” tambah Yenny Wahid.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count), sejumlah lembaga survei menyimpulkan bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan kunci dari kemenangan Jokowi-Ma’ruf. Keunggulan di Jateng dianggap lumrah, lantaran memang basis massa pendukung Jokowi.

Sorotan tertuju ke Jatim, karena menurut hasil quick count kemenangan paslon 01 berada pada margin angka yang besar, di atas 60 persen. Angka tersebut cukup mengejutkan, mengingat Jokowi selama ini dikenal tidak punya kedekatan dengan akar rumput masyarakat Jatim.

Editor
Muhammad Saleh

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker