Klaim Terbaru Gerindra: Prabowo Selangkah Lagi Jadi Penghuni Istana

Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Umum Satuan Relawan Indonesia Raya atau Satria, Moh Nizar Zahro mengatakan, penampilan Prabowo Subianto dalam debat keempat Pilpres kian meyakinkan rakyat. Bahkan politikus Gerindra itu mengklaim, satu kaki capres 02 tersebut sudah di Istana.

“Selangkah lagi Prabowo akan menjadi penghuni Istana,” ucap Nizar, Minggu (31/3) dukutip dari JPNN. Pihaknya meyakini pesta demokrasi 17 April mendatang akan dimenangkan oleh mantan Danjen Kopassus TNI AD itu.

Bagi pollitikus Senayan ini, Prabowo secara meyakinkan mengutarakan gagasan, visi misi, program, dan menguasai persoalan. Ketum Gerindra itu juga paham cara membenahi masalah kebangsaan yang selama empat setengah tahun ini dibuat oleh Jokowi.

Dalam debat tersebut, Prabowo berulangkali menyebut negara harus kuat agar dihormati dalam percaturan global. Sebaliknya, Jokowi berpikir berbeda, katanya dalam 20 tahun ke depan tidak ada serangan musuh.

“Ini pemikiran yang fatal. Buat apa susah payah membangun infrastruktur jika pertahanan mudah dibobol,” tuturnya.

Cara cara pikir mantan wali kota Solo itu, lanjut Nizar, pantas saja anggaran militer sedikit sekali di APBN, tidak sebanding dengan luas teritorial dan jumlah penduduk.

“Jokowi telah melemahkan negara ini. Buktinya KKSB di Papua bebas membantai para prajrurit TNI dan polisi. Tidak mungkin bicara perdamaian dunia, bila menghadapi KKB saja sudah pontang-panting,” tegas anggota Komisi XI DPR ini.

Legislator asal Madura itu juga menyebut bahwa Jokowi terlalu memuja teknologi informasi. Ingin selalu cepat, tapi mental elite dan pejabatnya masih bobrok. Hal itu sesuai dengan peryataan ketua KASN bahwa praktik jual beli jabatan di kementerian dan lembaga berkisar berkisar 90 persen.

Untuk itu, tambah Nizar, sehebat apa pun teknologi yang dipakai, bila mental para elitenya bobrok, dan praktik jual beli jabatan masih marak, maka jangan harap ada pelayanan publik yang prima.

Terkait ideologi Pancasila, kata Nizar, Prabowo dengan mantap menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup. hal itu berebeda selama kepemimpinan Jokowi, di mana Pancasila hanya dijadikan tameng.

“Bahkan Pancasila telah dijadikan batas demarkasi antara pendukung dan pengkritik. Rakyat telah dibelah tak ubahnya era kolonial dengan politik devide et impera.” tegas Nizar.

Editor
Irwansyah

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker