Yusril: Peristiwa di New Zealand Buktikan Terorisme tidak Berkaitan dengan Islam
Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyakatan tragedi pembantaian umat Islam saat beribadah didalam Mesjid Al Noor di New Zealand hendaknya membuka mata dunia Barat, bahwa terorisme tidak berkaitan dengan Islam.
Faktanya kata Yusril, warganegara Australia non Muslim juga bisa bertindak brutal melakukan teror terhadap umat Islam.
“Peristiwa pembantaian ini hendaknya membuka mata dunia Barat, bahwa terorisme tidak berkaitan dengan Islam,” kata Yusril melaui rilisnya kepada Abadikini.com, Jumat (15/3/2019) malam.
Menurut Yusril, kelompok mana saja, penganut agama apa saja, bisa melakukan kejahatan teror. “Umat Islam pun bahkan menjadi korban aksi terorisme,” ujar Yusril.
Yusril menambahkan, Brenton Tarrant, (28), warganegara Australia yang diduga kuat melakukan pembantaian terhadap umat Islam di New Zealand, hampir dapat dipastikan adalah non Muslim.
“Pembantaian ini menjadi bukti bahwa terorisme bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja,” tegasnya.
Dari Tokyo, Jepang, Yusril yang juga pakar hukum tata negara ini menyesalkan kelalaian Pemerintah dan aparat keamanan New Zealand dalam melindungi mesjid dan umat Islam yang melaksanakan ibadah agamanya di negara yang sering mengklaim dirinya sebagai salah satu negara paling aman di dunia.
Adalah suatu hal yang amat tragis, kata Yusril, orang sipil bersenjata otomatis, dengan bebasnya memasuki mesjid dan menembaki umat yang sedang berkumpul untuk beribadah, sambil merekamnya dengan video.
“Di negeri yang umat Islamnya minoritas, di tengah ancaman terorisme yang setiap saat bisa terjadi, Pemerintah New Zealand justru lalai memberikan perlindungan atas kedamaian umat Islam menjalankan ibadah agamanya,” ujarnya.
Selama itu, kata Yusril menambahkan, jika terjadi tindak kekerasan terhadap umat beragama dan tempat ibadah di negara kita, New Zealand termasuk negara yang paling keras mengkritik.
“Bahkan sering menuduh kita intoleran terhadap pemeluk agama minoritas,” tambah Yusril.
“Perisitwa pembantaian umat Islam di Cristchurch ini menjadi pelajaran penting bagi negara itu” pungkas Yusril.
