Chevalier d’Eon, Transgender Pertama di Eropa

Chevalier d’Eon adalah salah satu tokoh paling misterius dan menarik dalam sejarah. Dia seorang diplomat Perancis, mata-mata, freemason, dan tentara yang berperang dalam dalam perang tujuh tahun.

D’Eon memiliki kemampuan alami dalam meniru, fitur yang baik untuk seorang mata-mata. Dia memang seorang lelaki, tetapi selama 49 tahun bekerja sebagai wanita. Karena biografi mengklaim, saat Chevalier d’Eon berhasil menyusup ke istana Ratu Elizabeth dari Rusia, dia hadir sebagai seorang wanita.

Selama 33 tahun, d’Eon berpakaian sebagai seorang wanita, karena saat berada di Rusia, Ratu Elizabeth memang kerap mengadakan ‘drag balls’ (lantai dansa) yang wajib mengenakan gaun, terlepas dari jenis kelamin mereka.

Bernama lengkap Charles Geneviève Louis Auguste André Timothée d’Eon de Beaumont, d’Eon lahir dari keluarga bangsawan di Tonnere, Burgundy, Perancis pada 1728. Masa mudanya begitu menyenangkan tanpa ada hal atau petunjuk kalau dirinya akan menjadi seseorang yang luar baisa dalam sejarah.

Chevalier d’Eon adalah anak yang cerdas, dia selalu unggul di sekolahnya. Dia pindah dari Tonnere ke Paris (1743), dan lulus sebagai mahasiswa hukum perdata dari Collège Mazarin (1749) pada usia 21 tahun. Setelah itu d’Eon menjadi sekretaris Bertier de Sauvigny, kemudian karirinya mulus sebagaio pegawai negeri sipil di Paris, kemudian semakin meningkat dan menjabat sebagai sekretaris administrator departemen fiskal, dan diangkat sebagai sensor kerajaan untuk sejarah dan sastra oleh Malesherbes di 1758.

Sebagai Mata-Mata
Pada saat menjadi pegawai negeri sipil Paris, tepatnya pada 1756 d’Eon bergabung dengan jaringan rahasia yang disebut The Secret du Roi (Raja Rahasia) yang dipekerjakan oleh Raja Louis XV tanpa sepengetahuan pemerintah.

Misi pertama Raja Rahasia yang diembannya adalah memenangkan dukungan Ratu Elizabeth dari Rusia bersama Chevalier Douglas, serta lebih umum mempromosikan kepentingan Perancis di Rusia. Di sinilah awal mula Chevalier dEon sebagai wanita.

Pada saat itu, Inggris dan Perancis sedang bertentangan, di mana Inggris menutup akses Perancis ke Ratu Elizabeth dengan memberikan peraturan bahwa hanya wanita dan anak-anak yang bisa menyeberangi perbatasan. Mau tidak mau, d’Eon harus menjadi wanita.

Dalam perjalanan misi ini, d’Eon menyamar sebagai wanita Lea de Beaumont dan menjabat sebagai pendamping Ratu.Akhirnya, Chevalier Douglas menjadi duta besar Prancis untuk Rusia, dan d’Eon adalah sekretaris kedutaan di Saint Petersburg 1756-1760, melayani Douglas dan penggantinya.

Ketika Perang Tujuh Tahun meletus pada 1760, d’Eon kembali ke Perancis untuk menjadi kapten dragoon (unit infantri berkuda) tentara Perancis. Setelah satu tahun bagian dari dragoon, dan Ratu Elizabeth meninggal pada 1762, d’Eon diangkat sebagai sekretaris duta besar perancis untuk Rusia, duc de Nivernais.

Pada saat itu pula, d’Eon ditugaskan untuk di kirim ke London untuk menyusun perjanjian damai perang tujuh tahun antara Inggris dan Perancis. Perjanjian itu kemudian ditandatangani di Paris pada 10 Februari 1763.

Pada tahun yang sama, d’Eon mendapatkan penghargaan dengan gelar chevalier: penghargaan sebagai kesatria, atau juga digunakan sebagai bangsawan Perancis.

Setelah itu, dia ditugaskan sebagai duta intern di Inggris dan sekaligus menjadi mata-mata untuk raja rahasia, mengumpulkan informasi untuk invasi potensial – sebuah inisiatif malang dan canggung dari Louis XV.

Pada akhirnya, hubungan d’Eon dengan pemerintah Perancis memburuk, dia mengancam untuk mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia kepada Inggris. Beberapa upaya diluncurkan oleh otoritas Perancis untuk mengekstradisi d’Eon kembali ke rumah.

Salah satu caranya melalui saluran diplomatik, bahkan ada rencana penculikan (D’Eon menghindari penculikan beberapa kali dan terpaksa hidup di bawah penjaga bersenjata).

Pada 1764, ia memberikan peringatan pertama kepada pihak berwenang Prancis, menerbitkan sebuah buku yang berisi semua korespondensi pribadi dengan keluarga kerajaan Perancis.

Hidup Sebagai Wanita
Terlepas dari kenyataan bahwa dia adalah bagian dari dragoon saat perang tujuh tahun. Pada saat yang sama, rumor di Inggris mulai muncul mengenai wanita dan kebiasaan D’Eon ini. Beberapa mengklaim bahwa ia berpakaian sebagai seorang wanita, secara teratur membeli korset wanita untuk dirinya sendiri.

Cerita lain muncul, bahwa d’Eon sebenarnya seorang wanita yang berpura-pura menjadi laki-laki agar bisa menjadi seorang tentara. Akhirnya, kesepakatan disepakati antara d’Eon dan raja Perancis. d’Eon akan menerima pensiun yang menguntungkan dari Perancis dan dalam pertukaran dia akan menyerahkan semua dokumen yang bisa memberatkan pemerintah Perancis.

Tetapi, d’Eon akan tetap berada di London, diasingkan dari Perancis tetapi namun harus memberikan laporan untuk Raja Rahasia. Setelahnya, d’Eon harus secara resmi mendeklarasikan gender-nya. Secara luar baisa gender-nya diklaim sebagai wanita selama sisa hidupnya.

Pada tahun 1777, dia akhirnya kembali ke Perancis, namun cerita sudah beredar bahwa Chevalier d’Eon adalah seorang wanita yang dibesarkan oleh seorang ayah yang putus asa mendapatkan seorang anak laki-laki.

Akhir hidupnya tidak semulus saaat mudanya, meski telah membantu perdamaian Perancis dan Inggris, nyatanya d’Eon dibuat rumit karena gendernya yang dianggap sebagai wanita. Dia harus menjalani persidangan dengan gaun dan make-up. Hidupnya di Perancis begitu menyedihkan, suara politiknya dibungkam, upaya bergabung dengan tentara diblokir, dipaksa pensiun dan memutuskan kembali ke Inggris pada 1785.

Untuk memenuhi kebutuhan dia mulai melakukan pementasan dan mengambil bagian dalam kompetisi pagar, dia bisa memukau penonton sebagai pejuang wanita pedang ganas. Sampai akhirnya dia cedera serius yang memaksanya pensiun dari dunia peran.

Tahun-tahun terakhirnya, Chevalier d’Eon hidup dalam ketidakjelasan gender, dia hidup bersama seorang wanita tua di London dan semakin hilang dari publik. Hingga akhirnya dia meninggal pada 1810,dan saat diotopsi . Terlihat jelas bahwa d’eon seorang laki-laki dengan organ vital yang masih lengkap.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker