Pembawa Acara TV Mesir Dipenjara Karena Wawancara Homoseksual

Abadikini.com, GIZA – Seorang pembawa acara televisi di Mesir dipenjara, gara-gara mewawancarai seorang lelaki homoseksual dalam sebuah tayangan. Vonis itu dijatuhkan di pengadilan di Giza, pada Minggu (20/1/2019) pekan lalu.

Pembawa acara itu bernama Mohammed al-Gheiti. Dia divonis bersalah oleh pengadilan dalam perkara mempromosikan homoseksual dan mencela agama, pada sesi wawancara yang dia lakukan Agustus 2018 lalu.

Al-Gheiti memang kerap mengangkat tema soal penyuka sesama jenis kepada masyarakat. Selain hukuman penjara, dia juga dipidana denda sebesar EGP 3.000 (sekitar Rp2,3 juta), dan menjalani pengawasan penuh selama setahun setelah menjalani hukuman.

Vonis itu diungkapkan oleh kuasa hukum Al-Gheiti, Samir Sabri, seperti dikutip Straits Times, Selasa (22/1/2019).

Sabri juga menambahkan bahwa Gheiti masih bisa mengajukan banding terhadap putusan pengadilan, dan menunda putusan dengan membayar jaminan sebesar EGP 1.000 (sekitar Rp793 ribu).

Dalam sesi wawancara yang disiarkan di stasiun TV LTC, Gheiti mengundang narasumber laki-laki yang mengaku sebagai homoseksual.

Narasumber, dengan tampilan wajah yang diburamkan untuk menutupi identitasnya, mengatakan dirinya bekerja sebagai pekerja seks. Ia juga membahas dengan terbuka mengenai hubungan romantisnya dengan lelaki lain.

Setelah wawancara di acara bincang-bincang tersebut disiarkan, Dewan Pers Mesir melarang stasiun televisi LTC mengudara selama dua pekan.

Dalam sebuah pernyataan, Dewan Pers Mesir menyatakan LTC melanggar larangan menampilkan maupun promosi terkait homoseksual di Mesir. Larangan ini diberlakukan setelah sebuah bendera pelangi yang merupakan simbol komunitas LGBT dikibarkan di tengah konser di Kairo pada 2017.

Kala itu pihak berwenang langsung memburu penyuka sesama jenis homoseksual, yang memicu kecaman dari kelompok politik sayap kanan.

Secara hukum homoseksual tidak dengan tegas dilarang di Mesir. Namun, kelompok penyuka sesama jenis sempat dikecam dan dihukum setelah mengadakan pesta di negara dengan mayoritas masyarakat Muslim konservatif.

Editor
Arkan Adib Wiratama
Sumber Berita
CNN

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker