Tanggapi Hasil Survei, Yusril: Mari Naikkan Suara Partai dengan Cara yang Tidak Konvensional

Abadikini.com, SURABAYA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, menanggapi hasil lembaga survei yang menempatkan partainya bukan sebagai unggulan.

Menjawab hal itu, ia berpesan kepada kader untuk memenangkan Pemilu melalui cara yang tidak konvensional.

“Sebuah rilis survei menyebut bahwa kita sulit untuk lolos ambang parlemen. Bahkan, survei itu menyebut kita butuh keajaiban untuk bisa masuk,” kata Yusril ketika memberikan sambutan pada acara “Konsolidasi Partai dan Pemantapan Caleg Se-Jatim”, Sabtu (24/11/2018) di Surabaya.

Menurutnya, untuk menjawab tantangan itu, memang bukanlah hal yang mudah.

“Sehingga, harus ada terobosan-terobosan yang harus dilakukan oleh para caleg,” tandasnya, dilansir dari laman TribunJatim.com.

Memang, sejak berdiri pada 17 Juli 1998, PBB belum pernah memperoleh capaian suara empat persen, ambang batas parlemen (parliamentary threshold) yang saat ini ditetapkan pada pemilu 2019. Meskipun demikian, PBB pernah lolos parlemen meskipun memperoleh suara dibawah persentase tersebut.

Di antaranya, pada pemilu 1999, PBB sukses meraih sekitar dua juta suara (dua persen) dan 13 kursi DPR RI. Sedangkan di pemilu 2004, suara PBB meningkat ke angka 2,9 juta (2,62 persen) dan 11 kursi DPR RI.

Namun, pada pemilu 2009 dan 2014, berturut-turut PBB hanya mendapat 1,79 persen dan 1,46 persen yang mengakibatkan mereka tak lolos ambang batas parliamentary threshold sebesar 2,5 persen.

Berbagai cara tidak konvensional yang ditempuh Yusril, di antaranya dengan menjadi pengacara (lawyer) Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin. Mendukung petahana sekaligus capres yang hingga kini memiliki elektabilitas tinggi versi survei tersebut diharapkan dapat berimbas ke partai yang dipimpinnya.

Oleh karenanya, pihaknya berharap untuk kader partai agar tak mencemooh langkah yang diambilnya dengan menjadi lawyer Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebaliknya, lebih baik kader fokus kepada pencalegan.

“Kita tidak usah terlalu keras mendukung capres A atau capres B. Lebih baik, kita fokus ke pencalonan kita masing-masing. Siapa yang akan memenangkan kita kalau bukan kita sendiri?,” tandas pria yang juga Caleg DPR RI dari Jakarta tersebut dilansir dari laman TribunJatim.com.

Tak hanya itu, PBB juga menerima pendaftar dari luar partai sebagai calon legislatif. Di antaranya, ada beberapa ormas mulai dari kalangan Nahdliyin, Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), hingga Pemuda Pancasila (PP).

“Dengan bergabungnya kawan-kawan dari berbagai organisasi massa tersebut akan semakin menyolidkan gerak partai,” harapnya.

Sehingga, sinergi langkah antara pimpinan parpol dengan kader partai diharapkan tak menimbulkan gejolak di internal partai.

“Sudah, kita tak usah berdebat dengan dukung sana dan sini. Kalau bicara pilpres, lebih baik 2024, itu pun kalau kita punya perwakilan di parlemen,” ujar mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia ini.

Yusril menegaskan bahwa secara kelembagaan, partainya tetap akan memberikan dukungan di pilpres. Meskipun demikian, dukungan tersebut tak lantas akan satu arah dengan sikapnya saat ini, namun bisa saja berubah.

“Dukungan di pilpres masih akan diputuskan pada Rakornas 2019 mendatang. Kita perlu menyiapkan strategi maupun bekal sebelum akhirnya mendukung di pilpres,” tegas Yusril.

Keputusan Yusril menjadi lawyer Jokowi-Ma’ruf Amin tersebut merupakan sebuah langkah besar, mengingat pada pemilu 2014 silam, PBB merupakan partai pendukung Prabowo Subianto yang saat itu berdampingan dengan Hatta Rajasa.

Sebelumnya, lembaga survei LSI Denny JA pernah merilis hasil survei pada September silam. Hasilnya, PBB dinilai sebagai partai politik yang butuh keajaiban untuk bisa lolos PT. Berdasarkan survei yang dilakukan Agustus silam, PBB hanya mendapat 0,2 persen. (ep.ak/trbj)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker