Andi Arief Merasa Diancam oleh Penerima Mahar Politik Sandi

Abadikini.com, JAKARTA – Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief merasa dirinya mendapatkan perlakukan ancaman terkait soal cuitannya beberapa waktu lalu terkait mahar politik yang melibatkan PKS dan PAN.

Menanggapi hal tersebut Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Alynudin  mengatakan, jika memang ingin menegakkan hukum, Andi harus konsekuen dengan pernyataan yang pernah dibuatnya mengenai mahar politik. Pasalnya, Andi menyebut PKS dan PAN sebagai partai yang menerima mahar dari bakal calon presiden (cawapres) Sandiaga Uno.

“Ini kan kasihan partai seperti PAN dan PKS. Kita gak mau komen lebih jauhlah. Ya dibuktikan saja, tidak perlu bicara macam-macam, kalau memang ada bukti,” kata dia. Sabtu (25/8/2018).

PKS sempat merencanakan membawa kasus itu ke jalur hukum. Menurut Suhud, partainya telah menyerahkan langkah-langkah selanjutnya ke tim hukum PKS.

“Tapi saya kurang tahu perkembanganya seperti apa, sudah dilaporkan atau belum,” kata dia.

Meski begitu, Suhud mengklaim, pernyataan Andi tak memengaruhi kesolidan partai koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut dia, pernyataan resmi dari Partai Demokrat sudah jelas, bahwa pernyataan Andi tidak ada kaitan dengan institusi partai. “Kalau koalisi Insya Allah solid lah sejauh ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Andi Arief mengaku ketakutan atas ancaman yang diterimanya. Andi  menyebut mendapat intimidasi dari pihak tertentu.  “Kalau sangat diperlukan saya akan meminta perlindungan pada kepolisian,” tulis Andi Arief dalam keterangannya pada wartawan di Jakarta, Jumat (24/8/2018).

Andi mengatakan, ia mengalami ancaman oleh salah satu partai politik. Bentuk ancamannya berupa intimidasi yang akan dilakukan oleh etnis tertentu yang telah disuruh oleh ketua salah satu partai. “Salah satu ketua DPD Partai Politik di Jakarta yang mengorder etnis tertentu untuk mengintimidasi saya, tentu saya khawatir,” tulis Andi.

Dengan ancaman intimidasi yang diterimanya, membuat Andi mengurungkan niat untuk memenuhi panggilan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).  “Sejak dulu saya paling takut menghadapi ancaman fisik ini.  Karena itu lebih baik saya menghindar,” tulis Andi.

Andi Arief diketahui merupakan salah satu aktivis Reformasi 1998. Ia menjadi salah satu dari sembilan aktivis pro demokrasi yang sempat diculik, tapi kemudian dilepaskan. (bob.ak)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker