Jadi Penulis Butuh Kesabaran, Dr. Syamsuddin Arif: Semua yang Besar Dimulai dari yang Kecil

Abadikini.com, DEPOK – Kendala yang mendera penulis pemula sering tak jauh dari soal motivasi dan pengakuan. Upaya mengembangkan kemampuan menulis, mau tak mau harus diisi dengan rajin menulis di berbagai media yang memungkinkan.

Menjawab keresahan penulis pemula, dalam hal proses menjadi penulis yang diakui, peneliti INSISTS Dr. Syamsuddin Arif menyampaikan pentingnya menyadari bahwa prosesnya memang memakan waktu.

“Semua orang dewasa memulai hidupnya dari bayi. Semua yang besar mulai dari yang kecil. Semua yang tua mulai dari yang muda. Pengalaman bisa datang kemudian,” ujarnya di hadapan peserta seminar Bahasa, Sastra, dan Peradaban Islam pada Sabtu (28/07/2018) lalu di Depok.

Sesi seminar itu merupakan bagian dari The Good One Festival yang berlangsung di ruang pertemuan Code Margonda, Depok Town Square (DeToS), Kota Depok. Para peserta yang mayoritas generasi milenial, tampak menunjukkan animo tinggi mengikuti paparan Ustadz Syamsuddin, termasuk beberapa kali tergelak menyimak canda dan seloroh narasumber peraih dua gelar doktor itu.

Untuk menentukan kelayakan suatu karya sastra, Ustadz Syam menganjurkan para penulis pemula untuk berkonsultasi kepada pihak yang tepat.

“Laa ya’riful fadhla ila yufadhlin. Tidak ada yang bisa menghargai keistimewaan, kecuali orang yang istimewa,” ujarnya.

Dengan bertemu orang yang tepat, maka karya para penulis pemula dapat diberi masukan dan kritik berharga. “Bawa karya sastra Anda ke orang yang sudah punya cukup reputasi, dikenal ketokohannya.”

Ia juga menyarankan tips kepada para penulis pemula, untuk bergabung atau membentuk sanggar penulis atau komunitas menulis, sebagai wadah pengembangan karya.

Kegiatan The Good One (TGO) Festival sendiri diselenggarakn oleh CADIK Indonesia dengan sponsor dari BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) RI serta didukung oleh komunitas seperti Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Depok, Sekolah Pemikiran Islam (SPI), Forum Lingkar Pena (FLP), FSLDK Jadebek, MB (Muda Berdakwah), Roemah Abang, @infokajianjakarta, ACI (Aku Cinta Islam), dan Repotret.

Selain seminar, TGO juga diisi dengan monolog oleh Kun Anggiar Lanang (penulis buku The Art of Muslim Perspective), pemutaran 3 film pendek (Lidah Ayah, Ri Balla’, The Legend), diskusi film dan Islam bersama 4 sineas muda (Ab Abdillah, Ijal Juanda, Ganiyu Rijal, Muhammad Yulius), pembacaan syair Syekh Hamzah Fansuri oleh Nila Rahma, serta mimbar refleksi Tasawuf dan Tragedi bersama Ismail Al-‘Alam. (ak.beng)

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker