Inilah Alasan 44 Persen Warga DKI Jakarta Kurang Bergerak??

Abadikini.com, JAKARTA – Hasil penelitian cukup mengejutkan, 44 persen warga DKI Jakarta memiliki gaya hidup sedentari atau tidak bergerak. Sedikitnya mereka tidak bergerak selama enam jam dalam sehari. Menanggapi hal itu, pengamat perkotaan dan transportasi Azas Tigor Nainggolan mengatakan, sedianya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa menyediakan fasilitas taman kota yang lebih layak.

”Banyak yang tidak nyaman di Jakarta, mulai fasilitas sosial dan fasilitas umum banyak dikuasai oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) dan parkir liar,” ujar Tigor dikutip dari laman INDOPOS, kemarin. Ia menuturkan, minimnya ketersediaan fasilitas umum menyebabkan ruang sosial warga Jakarta terbatas.

Berdasarkan data tersebut, menurut Tigor pemprov harus memikirkan kepentingan warga Jakarta. Seperti tidak bergantung pada kendaraan pribadi, kendaraan bermotor hingga taman kota. ”Taman di Jakarta jumlahnya masih sedikit. Pemprov DKI harus memikirkan untuk menambah taman kota,” tegasnya.

Karena, lanjut Tigor juga, taman kota memiliki peran penting untuk ruang sosial bagi warga Jakarta. Mereka bisa menghabiskan waktu melepas penat, usai sepekan beraktifitas di kantor. “Buat juga kegiatan-kegiatan agar warga mau beraktifitas. Misalnya saja cinta olahraga, agar tidak bergantung pada kendaraan bermotor,” katanya juga.

Catatan untuk pemprov dalam waktu dekat, menurut Tigor juga, harus mampu membersihkan fasilitas trotoar dari PKL dan parkir liar. Kemudian juga memperbaiki transportasi umum, agar warga Jakarta bisa mendapatkan kemudahan akses berkendaraan.

Hal yang sama dikatakan Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat Santoso. Ia mengatakan, Jakarta masih kekurangan fasilitas ruang terbuka hijau (RTH). Padahal fasos dan fasum memiliki peran penting bagi warga Jakarta untuk mengerakkan badan. Menurut Santoso, dari 30 persen yang ditargetkan RTH baru tersedia 19 persen.

”Jakarta masih butuh 11 persen RTH. Pemprov harus punya program agar masyarakat mau menggerakkan badan,” ujarnya. Mendekati pelaksanaan Asian Games di Jakarta, menurut Santoso harus dijadikan momentum untuk menggerakkan warga Jakarta. Seperti dengan program futsal atau lomba senam. “ Harus ada tuh untuk menumbuhkan kecintaan olahraga bagi warga Jakarta,” katanya.

Lebih jauh ia menjelaskan, minimnya fasilitas taman kota menjadi salah satu faktor warga enggan berkunjung ke sana. Untuk itu, menurutnya Pemprov DKI harus mempercantik Taman Kota dengan fasilitas yang menunjang seperti Wifi hingga akses kendaraan gratis. ”Biar pagi warga mau bergerak, ya tambah saja fasilitas olahraga,” ucapnya.

Santoso menuturkan, program DP 0 Rupiah harus memberikan kemudahan warga Jakarta untuk memperoleh akses taman kota. Karena terjangkaunya akses transportasi, memberikan warga Rusun menjangkau Taman Kota. Ia mencontohkan, pembangunan Rusun di Singapura. Warga di negara Singa itu suka tinggal di rusun karena mendapatkan berbagai layanan fasilitas.

”Akses jalan cepat. Jangan malah Pemprov DKI membangun Rusun di belakang dan jauh dari akses transportasi,” ungkapnya. Ia menegaskan, Pemprov DKI harus berani mengubah konsep pembangunan di Jakarta. Seperti, konsep pembangunan di tiap kota besar di negara lain. Yakni, memprioritaskan kemudahan dan kecepatan layanan dan akses.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan, perilaku kurang bergerak warga Jakarta kian diperparah oleh tingkat kemajuan teknologi. Menurut Sandiaga, perilaku tidak sehat ini berisiko membawa penyakit stroke, jantung, dan sebagainya.

”Perilaku kurang bergerak ini makin parah dengan adanya gadget,” katanya. Agar masyarakat Jakarta aktif bergerak, menurut Sandiaga pihaknya akan mengemas kegiatan-kegiatan hingga di tingkat kecamatan. Seperti kegiatan olehraga hingga senam bersama. (leo.ak/ip)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker