Ini Sejarah Tradisi Masyarakat Napitu Huta Berupa Jamuan Makan Bersama Usai Panen Raya

Abadikini.com, ROKAN HULU – Masyarakat Haiti dan Napitupulu Huta Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau yang bermukim di tujuh kampung (Napitu Huta) di wilayah Luhak rambah ada tradisi yang diwarisi secara turun temurun, yang disebut dengan Mandai Ulu Taon atau acara jamuan makan bersama di tempat keramat Huta Haiti.

Mandai Ulu Taon dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Haiti dan Napitupulu Huta  usai kegiatan panen padi dengan tradisi berladang bersama.

Acara Mandai ulu Taon ini dihadiri oleh Bupati Rokan hulu H. Sukiman para tokoh adat atau raja raja Napitu Huta yang disebut Sutan Naopat Mangaraja natolu serta Sutan maratur Mangaraja marbaris,juga turut  serta hadir Raja Melayu dari Luhak rambah serta para,pejabat pemerintah daerah Rokan hulu serta forkopimda.

Bupati Rokan Hulu H. Sukiman dalam sambutannya mengatakan bahwa tradisi “Mandai Ulu Taon” yang saat ini kita peringati harus kita lestarikan sebagai ciri khasnya Napitu Huta.

“Kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas dan adat yang diwarisi oleh masyarakat Napitu Huta dari nenek moyang Boru Namora Suri Andung Jati,” kata Bupati, Rabu (25/4/2018).

“Mandai Ulu Taon juga dimaksudkan untuk mengingat sejarah perjuangan anak seorang Raja Mandailing  yang bernama Boru Namora Suri Andung Jati,” tambahnya.

Suasana acara Mandai Ulu Taon atau acara jamuan makan bersama di tempat keramat Huta Haiti, Rabu (25/4/2018)

Konon cerita yang berkembang di kalangan masyarakat Mandailing, Raja perempuan Boru Namora Suri Andung Jati pergi ke alam kayangan dengan meninggalkan jejak kakinya yang saat ini masih bisa dilihat diarea Bagas Rarangan Huta Haiti atau di dusun Kaiti III Desa Rambah Tengah Barat (RTB), Kecamatan Rambah atau yang biasa dikenal “Tompat Keramat”.

Boru Namora Suri Andung Jati yang bermarga Nasution dalam sejarah diceritakan merupakan seorang raja dari sebuah kerajaan di Padang Galugur – Panyabungan (Tapanuli Selatan) pada abad XIV. Namun, karena disana terjadi perang saudara, maka untuk menghindari perang tersebut Boru Namora Suri Andung Jati mengungsi dan membawa pengikutnya menuju tanah melayu yakni Pasir Pengaraian,yang dahulunya disebut “Pasir Panggorean”.

Boru Namora dan pengikutnya kemudian mendiami dan mendirikan sebuah perkampungan dengan nama HUTA HAITI sekitar 3 kilometer dari pusat kota kabupaten Rokan Hulu dengan Panglima Perang seorang  Raja Perempuan yang dikenal dengan nama Sutan Laut Api yang juga bermarga Nasution.

Pada saat kerajaan Rambah terjadi peperangan dengan kerajaan Melayu Rokan, maka warga Mandailing yang dipimpin Boru Namora Suri Andung Jati membantu kerajaan Rambah dan atas bantuan dari bala tentara Napitu Huta maka kerajaan Rambah raih kemenangan dan Raja Rokan bersama anggotanya mundur tanpa melakukan perlawanan sehingga kemenangan berada di raja rambah,tanpa harus melakukan peperangan.

Sebagai ungkapan rasa terima kasih atas bantuan itu, Raja Rambah menghadiahkan tanah wilayat dengan istilah” Tanah Sebingkah-Aur serumpun” kepada tiap tiap kampung Mandailing Napitu Huta yang tetap menjaga adat istiadat dan bahasa mandailing.

Masyarakat Napitu Huta hidup tentram berdampingan dengan raja Rambah dan masyarakat Melayu.

Raja-Raja di Napitu Huta lebih di Kenal dengan sebutan Sutan Naopat Mangaraja Natolu sutan maratur Mangaraja marbaris antara lain. Sutan Laut api (Marga Nasution) di Huta Kubu Baru, Sutan Tuah (Marga Nasution) di Huta Haiti, Sutan Silindung (Marga Nasution) di Huta Tangun, Sutan Kumalo Bulan (Marga Nasution) di Huta Menaming,Mangaraja Liang (Marga Nasution) di Huta Tanjung Berani,Mangaraja Liang (Marga Nasution) di Huta Sunge Pinang,Mangaraja Timbalan (Marga Lubis) di Huta Pawan

Menurut Kepala Desa Rambah Tengah Barat (RTB), Sopian Daulay, keunikan tradisi Mandai Ulu Taon itu, Makan Bersama dilakukan dengan menggunakan daun pisang sebagai piring tempat nasi, baik dia seorang Raja, atau seorang pejabat sekalipun sama dengan masyarakat biasa.

“Alhamdulillah, acara Mandai Ulu Taon 2018 ini sudah terlaksana dengan baik ,walaupun tanpa bantuan dan  support dari pemerintah kecamatan rambah, namun masyarakat tetap antusias menyokong demi terlaksananya acara tahunan ini,cetus Mangaraja Huta Haiti,” ujar Kepala Desa.

“Ya,benar acara kita ini tidak dibantu oleh camat rambah, karena camat rambah yang saat ini tidaklah seperti camat-camat rambah yang lain, dimana dulu kata Mangaraja, mantan camat rambah Arie Gunadi cukup aktif mendukung dan memberikan bantuan moril dan materil demi terlaksananya acara tahunan ini. Walaupun Camat Rambah  tidak mendukung acara ini kita tetap laksanakan sama seperti biasanya,” pungkas Kepala Desa.

Acara tahunan ini  tepatnya Rabu 25 April 2018 dihadiri langsung oleh  Bupati Rokan Hulu H. Sukiman serta ribuan masyarakat Napitu Huta. (R.lubis.ak).

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker