Kota Tidore Kepulauan Canangkan Program Kampung Iklim

Abadikini.com, TIDORE – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan melalui Dinas Lingkungan Hidup bersama Balai Pengendalian Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Maluku Papua melaksanakan Sosialisasi Program Kampung Iklim di Kota Tidore Kepulauan yang dibuka secara resmi oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Muhammad Yasin Rabu, (28/3/2018) di Aula SMK I Tidore.

Dalam sambutan tertulis Walikota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim yang dibacakan oleh Muhammad Yasin mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai perubahan iklim maka melalui kegiatan sosialisasi Program Kampung Iklim (ProKlim) dapat menjadi pendorong masyarakat di Wilayah Kota tidore Kepulauan, Khususnya kelurahan, desa maupun RW dan dusun agar nantinya dapat diusulkan dalam kegiatan Program Kampung Iklim pada tahun anggaran berikutnya.

“Program Kampung Iklim menjadi salah satu program nasional yang dikelola oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca,” kata Walikota Ali Ibrahim.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Perubahan Iklim Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah, Marthen Batu Rante bahwa kenaikan suhu bumi meningkatkan ancaman terhadap risiko terjadinya bencana terkait iklim seperti banjir, longsor, kekeringan, gagal panen, keragaman hayati, kenaikan muka air laut serta kesehatan manusia.

“Perubahan iklim merupakan sebuah realitas yang telah dirasakan secara luas di berbagai belahan dunia, sehingga diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta upaya pengurangan emisi GRK sebagai komponen yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menjeaskan, Untuk diketahui bahwa Perubahan suhu yang terjadi saat ini diyakini sebagai akibat terjadinya akumulasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Berbagai kegiatan manusia dalam pembangunan menyebabkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer semakin bertambah, termasuk penggunaan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan limbah, penggunaan pupuk kimia serta pembakaran jerami.

“Keberadaan GRK di atmosfer menyebabkan radiasi gelombang panjang sinar matahari terperangkap sehingga suhu bumi menjadi naik dan mengakibatkan perubahan iklim. Peningkatan GRK di atmosfer diperparah oleh berkurangnya luas hutan atau deforestasi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap CO2,” jelasnya.

Sosialisasi ini menghadirkan Narasumber dari Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Sugiatmo dan diikuti oleh sekitar 30 (tiga puluh) orang yang terdiri dari tokoh masyarakat dari tingkat desa, kelurahan dan kecamatan dan dari instansi terkait. (g.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker