Netizen: Pak Rektor UIN Sunan Kalijaga Apa Hubungannya Bercadar dengan Mencegah Radikalisme?

Abadikini.com, JAKARTA – Larangan mahasiswa bercadar di kampus Universidatas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Daerah Istimewah Yogyakarta menuai kontropersi pro dan kontra dikalangan warganet khususnya.

Pro-kontra muncul setelah Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi, menandatangani Surat Edaran Nomor B-1301/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal Pembinaan Mahasiswa Bercadar.

Yudian menjelaskan bahwa pembinaan tersebut akan dilakukan oleh tim khusus. “Timnya sekitar 5 (dosen) dari fakultas, nanti anak dikonseling. Kalau sampai tujuh kali masih pada pendiriannya, kita minta mereka mengundurkan diri (dari kampus),” kata Yudian.

Yudian beralasan, kebijakan mendata mahasiswi bercadar di kampus dilakukan karena belakangan ini marak berkembang ideologi radikal yang tidak sesuai dengan esensi Islam dan budaya keislaman di Indonesia.

Tentu saja, regulasi Pak Rektor memicu polemik. Sebagian setuju, sebagian lagi kontra.

Komentar pedas misalnya muncul dari Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Ia mengatakan, keputusan seperti itu umumnya dilakukan oleh orang liberal yang otaknya agak kecil.

Fahri amat menyayangkan sikap rektor UIN Sunan kalijaga yang melarang mahasiswa menggunakan cadar, sebagaimana hal serupa pernah dilarang pada zaman Orde Baru. “Baru zaman sekarang, setelah Orba melarang jilbab dulu. Memalukan,” jelas Fahri di akun Twitter resminya, Selasa (6/3/2018).

Kritikan terhadap aturan larangan bercadar juga muncul dari netizen @Don_Bhestadi. Di Twitter-nya ia menulis beberapa poin tanggapan terhadap larangan tersebut. Berikut beberapa di antaranya:

Miris mendengar kabar adanya larangan menggunakan cadar di UIN Yogyakarta bagi mahasiswi dengan alasan melawan Radikalisme..

Apa hubungannya ber-cadar dgn mencegah Radikalisme ? Saya pikir dalam hal apapun ketika anda sedang “Waras”, maka kedua hal tersebut tidak akan pernah berkaitan..

Sebagai laki-laki saya suka melihat perempuan berpakaian minim.. tapi tidak pernah sedikitpun terlintas bahwa perempuan bercadar adalah Radikal

Jika di Negara ini Beragama & Berkeyakinan saja diberikan kebebasan, lalu kenapa ber-cadar dilarang dalam sebuah kampus ber-Ideologi Islam?

Sementara, netizen dengan akun @Dandhy_Laksono mempertanyakan kenapa kegelapan dimulai dari institusi yang menjadi tempat terakhirnya menyala cahaya di saat yang lain gelap gulita.

“Di dalam kampus terjadi pembubaran diskusi, nobar film, bahkan pemberangusan pers mahasiswa. Kini ditambah larangan memakai cadar. Mengapa kegelapan dimulai dari institusi yang seharusnya menjadi tempat terakhir nyala cahaya di saat yang lain gulita?,” tulisnya. (beng.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker