Pemilu Italia Diprediksi Menghasilkan Kebuntuan Politik

Abadikini.com, ROMA- Warga Italia bersiap untuk menentukan pilihannya dalam pemilihan umum (pemilu) yang digelar pada Minggu (4/3/2018). Tempat pemungutan suara (TPS) akan dibuka sejak 07.00 – 23.00 waktu setempat. Namun, pemilu itu diprediksi menimbulkan kebuntuan politik.

Sejumlah lembaga survei memprediksi mantan Perdana Menteri (PM) Silvio Berlusconi dan sekutu-sekutunya akan menguasai kursi di parlemen. Akan tetapi, koalisi tersebut tidak akan mampu memenui kuota sebagai mayoritas.

Partai antikemapanan, Gerakan Bintang 5, diperkirakan menjadi partai politik tunggal dengan kursi terbanyak di parlemen. Sementara itu, partai berkuasa, Partai Demokratik (PD) diyakini perolehan suaranya anjlok.

“Ada semacam momentum bagi Gerakan Bintang 5 di hari-hari terakhir kampanye. Akan tetapi, sangat sulit untuk melihat ada partai atau koalisi yang mendapatkan batas minimal 40% untuk membentuk pemerintahan,” ujar Lorenzo Pregliasco dari lembaga survei YouTrend, mengutip dari Reuters, Minggu (4/3/2018).

Pada masa kampanye, nama Silvio Berlusconi paling sering muncul. Akan tetapi, pria berusia 81 tahun itu tidak akan bisa mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri apabila koalisinya keluar sebagai pemenang. Sebab, mantan pemilik klub sepakbola AC Milan itu terjerat sejumlah kasus yang membuatnya tidak bisa memegang jabatan publik.

Sebagai informasi, Berlusconi dipaksa untuk mundur pada 2011 di tengah utang yang menggunung, skandal seks, dan juga kesehatannya yang mengkhawatirkan. Ia dijatuhi hukuman pada 2013 atas kasus penggelapan pajak sehingga tidak bisa memegang jabatan publik apa pun. Silvio Berlusconi sendiri menjagokan Presiden Parlemen Eropa, Antonio Tajani, sebagai Perdana Menteri Italia berikutnya.

Rival berat dari Partai Forza Italia yang dipimpin Berlusconi adalah Partai Lega (Liga) yang diketuai Matteo Salvini dan Gerakan Bintang 5 yang dipimpin Luigi di Maio. Namun, isu-isu yang diangkat oleh partai-partai tersebut diyakini tidak akan cukup menarik suara dari para pemilih.

“Ada semacam kemarahan dan kurangnya kepercayaan dari para pemilih. Kita harus melihat apakah itu akan berujung pada abstain atau beralihnya suara kepada Gerakan Bintang 5 atau the League,” ujar Lorenzo Pregliasco.

Jika tidak ada partai atau koalisi yang mencapai 40% di parlemen, maka Presiden Sergio Mattarella tidak akan bisa meluncurkan perundingan dengan koalisi hingga para legislator baru duduk di kursinya pada 23 Maret. Sang perdana menteri sendiri harus terlebih dahulu memenangkan kepercayaan dari kedua kamar di parlemen agar bisa terpilih menggantikan Paolo Gentiloni. (ak/okz)

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker