Terungkap, Palestina Tuduh AS Ancam Anggota PBB Sebelum Voting Bahas Resolusi Status Yerusalem

Pejabat AS melakukan kesalahan lain saat mereka membagikan surat yang mencoba mengancam negara-negara, mengancam keputusan berdaulat mereka untuk menentukan cara memilih.

abadikini.com, YERSUALEM – Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki menuduh Amerika Serikat “mengancam” negara anggota Majelis Umum PBB sebelum pemungutan suara atas resolusi yang menentang keputusan AS atas status Yerusalem, Rabu (20/12/2017).

Malki mengatakan, pejabat Amerika melakukan kesalahan lain saat mereka membagikan surat yang mencoba mengancam negara-negara, mengancam keputusan berdaulat mereka untuk menentukan cara memilih.

“Ini benar-benar definisi baru tatanan dunia dalam politik dan tampaknya pemerintah Amerika memberi cap pada realitas politik baru yang akan ditolak banyak negara. Sesi PBB akan menunjukkan berapa banyak negara yang memilih untuk memilih dengan hati nurani mereka,” kata Malki.

Pada 6 Desember lalu, Trump menyatakan Yerusalem telah menjadi ibu kota Israel dan mengumumkan niat untuk memindahkan kedutaannya ke kota itu. Langkah kontroversial tersebut mendorong demonstrasi dan penghukuman berskala besar dari para pemimpin negara di seluruh dunia.

Sekutu utama AS yakni Inggris, Prancis, Italia, Jepang dan Ukraina yang termasuk di antara 14 negara di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara, memilih dukungan terhadap resolusi. Negara-negara ini diharapkan juga melakukan tindakan yang sama pada Kamis di sidang Majelis Umum.

Dukungan Kuat

Para diplomat mengharapkan dukungan kuat untuk resolusi tersebut, yang tidak mengikat, terlepas dari tekanan AS untuk melakukan abstain atau memberikan suara menentangnya. Seorang diplomat Dewan Keamanan menyatakan Kanada, Hungaria dan Republik Cek mungkin tunduk pada tekanan AS dan tidak mendukung rancangan resolusi tersebut.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk memimpin kecaman Islam atas rencana Yerusalem yang dilontarkan Trump. Dia menyerukan pertemuan puncak para pemimpin negara-negara Muslim pekan lalu di Istanbul, yang mendesak dunia untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Yerusalem Timur dicaplok oleh Israel setelah perang 1967, dalam manuver yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan negaranya mengharapkan “dukungan kuat” untuk Otoritas Palestina di Majelis Umum PBB. Dia mengatakan satu negara terhormat tidak akan tunduk pada tekanan AS, dan mendesak Washington untuk memperbaiki kesalahannya.

“Setiap orang dengan hati nurani … menentang keputusan ini yang memperjuangkan hak-hak Palestina. Insya Allah, saya yakin kita akan mendapatkan hasil yang bagus besok (Kamis),” tambahnya. (adm.ak/al jazeera/afp/u-5)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker