GEMA 77-78 Deklarasikan Gerakan Melawan Politik Uang Jelang Pilkada Serentak 2018

abadikini.com, JAKARTA – Sejumlah Aktivis Gerakan Mahasiswa 1977-1978 (GEMA 77-78) berkumpul dan mendeklarasikan Gerakan Melawan Politik Uang di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2017).

Dalam rilisnya, GEMA 77-78 mengecam sekaligus menentang praktik politik uang pada Pilkada Serentak 2018 yang akan digelar 28 Juni 2018 mendatang.

GEMA 77-78 menegaskan betapa dengan kasat mata dapat disaksikan oleh publik berbagai praktik seperti oligarki elit partai dalam penentuan calon, oportunisme calon mengejar tiket perahu partai pengusung, serta pemilih yang terjebak dalam peraturan pemilu yang minim partisipasi dalam penentuan calon.

Lebih jauh lagi, dalam kenyataannya partai tidak berhasil menampilkan kader sendiri sebagai calon pemimpin politik yang berkualitas dan layak pilih sehingga berupaya mencari calon yang ada dalam bursa calon dengan kriteria yang terkadang tidak objektif.

Juru bicara GEMA 77-78 Syafril Syofyan mengatakan, munculnya calon independen hampir tidak mungkin karena ketentuan pencalonan yang sangat ketat. Akhirnya rakyat pemilih terpaksa menerima calon yang tidak sesuai dari kriteria yang diharapkan. Pemilih praktis tidak terlibat dalam penentuan calon.

“Menjadi calon dalam Pilkada menjadi sangat mahal karena harus menanggung semua ongkos politik. Biaya yang tinggi disebabkan biaya kampanye pribadi calon maupun biaya mesin partai yang besar. Calon kurang mengenal pemilihnya dengan baik sehingga harus mempromosikan diri dengan ekstra untuk mendapatkan suara yang cukup untuk menang,” ujar Syafril.

Pada sisi partai politik, kata Syafril, partai juga memerlukan anggaran yang dibebankan kepada calon yang diusungnya. Calon berupaya mendapatkan dana dari simpatisan atau penyandang dana dengan membuat berbagai kesepakatan yang berdampak pada penggunaan kekuasaan (bagi-bagi jabatan dan bisnis) jika calon menang.

Dia menambahkan, akhirnya calon terlalu memaksakan diri dan berspekulasi dengan biaya tinggi. Sumbangan relawan menjadi terbatas sementara sumbangan penyandang dana tidak pernah transparan.

“Dalam kondisi seperti ini maka politik uang (money politics) tidak dapat dihindari. Akhirnya calon pemenang akan tersandera kesepakatan politik dan bisnis dengan penyandang dana dan relawan pendukungnya,” terangnya.

Baginya, muara dari proses pemilihan yang cuma prosedural, tanpa keterlibatan pemilih dalam penentuan calon, dan tersandera oleh dampak politik uang maka pilkada tidak menghasilkan pemimpin yang mampu memperjuangkan kepentingan pemilih dan melayani rakyat secara maksimum ketika berkuasa.

Syafril melanjutkan, program-program daerah akhirnya terdistorsi oleh kepentingan penyandang dana dan desakan kepentingan relawan pendukung.Tuntutan kepentingan pemilih menjadi terabaikan.

“Selama tiga musim Pilkada yang sudah berlangsung nyatanya para penguasa hasil Pilkada tidak bisa memenuhi kehendak dan kebutuhan rakyat pemilih bahkan penguasa tidak sanggup memenuhi janji kampanye kepada pemilih,” ujarnya.

Berdasarkan data yang ada, begitu besarnya dampak politik uang yang juga berujung kepada korupsi yang sudah marak terjadi, sekitar 343 Kepala daerah terlibat perkara Korupsi di Kejaksaan, Kepolisian dan KPK.

Disamping berujung kepada Korupsi, politik uang juga membunuh Perubahan Masyarakat kearah yang lebih baik, merendahkan martabat, mematikan kaderisasi politik serta jebakan buat rakyat.

Syafril mengingatkan kepada partai pengusung, calon kepala daerah, para pemilih, dan penyelenggara Pilkada Serentak 2018 untuk segera Menghentikan Praktik Politik Uang dengan segala macam bentuknya.

Syafril mengatakan, GEMA 77-78 juga mengajak seluruh elemen masyarakat yang peduli dengan keberhasilan pilkada sesuai dengan amanat kepentingan rakyat pemilih untuk dapat memantau, melaporkan, dan mengintervensi setiap praktek politik uang sesuai dengan kapasitas masing-masing dan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

“GEMA 77-78 akan menggunakan jaringan nasionalnya untuk mengkoordinasikan Gerakan Melawan Politik Uang dalam Pilkada 2018,” pungkasnya. (beng.ak)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker