Amerika Serikat Pertimbangkan Cegat Rudal Korea Utara di Udara

abadikini.com, JAKARTA – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis telah bersumpah pasukannya akan menembak setiap rudal yang dianggap mengancam wilayah AS dan sekutunya, tak terkecuali rudal Korea Utara (Korut).

Meski begitu, opsi pencegatan rudal ini belum pernah digunakan AS untuk membendung ancaman rudal Korut. Padahal, sejak awal 2017, Pyongyang telah melakukan uji coba peluru kendalinya sebanyak 14 kali.

Seorang pejabat AS mengatakan, pencegatan rudal harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena berisiko memakan korban sipil.

Selain itu, menembak rudal di atas wilayah udara negara lain yang hanya secara tidak langsung mengancam AS bakal memicu perdebatan soal dasar hukum. Sebab, sejauh ini, Dewan keamanan PBB pun tidak secara eksplisit memberi kewenangan bagi AS dan negara lainnya untuk melakukan hal seperti itu.

Di sisi lain, kekhawatiran Gedung Putih akan respons dan pembalasan Pyongyang turut menjadi pertimbangan yang membuat opsi penggunaan sistem anti-rudal itu belum juga digunakan.

Pejabat militer dan intelijen AS telah memeringatkan bahwa rezim Kim Jong Un dapat secara tiba-tiba melepaskan serangan rudal ke wilayah sekutu AS sebagai balasan dari langkah militer tersebut.

Pengerahan sistem pertahanan rudal disebut hanya akan dianggap musuh sebagai aksi ‘unjuk gigi’ Washington, ketimbang upaya pertahanan diri. Hal itu bisa memicu kemarahan Kim Jong Un dan memperkeruh ketegangan di kawasan.

Selain itu, sejumlah pengamat pun menilai tak ada jaminan bahwa sistem anti-rudal ini bisa sepenuhnya berhasil mencegat rudal Korut. Sebab, seluruh instrumen pertahanan itu belum pernah dioperasikan dalam kondisi perang.

“Sistem pertahanan rudal tidak bisa dijadikan perisai yang sepenuhnya melindungi dari ancaman rudal. Sistem ini hanya dirancang untuk meminimalisir kerusakan dari tembakan rudal,” ujar Michael Elleman, ahli rudal di lembaga think tank 38 North.

Terlebih, jika pencegatan rudal itu gagal, AS hanya akan menanggung malu. Di sisi lain, menurut Elleman, kegagalan tersebut akan semakin membuat Korut berada di atas angin dengan ambisi rudal dan nuklirnya.

“Jika pencegatan rudal gagal, ini akan memalukan bagi AS, meski tidak terlalu mengejutkan,” tutur Elleman menambahkan seperti dikutip Reuters.

Selain itu, sanksi internasional dan sikap keras Presiden Donald Trump yang selama ini telah berulang kali bersumpah bahwa opsi militer bisa digunakannya untuk menghadapi Korut nampaknya tak menghalangi Kim Jong Un untuk terus menggencarkan program rudal dan nuklirnya.

Langkah Korut meluncurkan rudal melintasi Jepang, Selasa (29/8/2017) kemarin, bisa meningkatkan tekanan bagi AS untuk mempertimbangkan opsi menembak jatuh rudal yang diluncurkan pemerintahan Kim Jong Un di masa yang akan datang.

Selama 18 tahun terakhir, AS diketahui telah merogoh US$40 miliar atau Rp533 triliun dari koceknya demi mengembangkan sejumlah instrumen militer anti-rudal seperti kapal pertahanan rudal Aegis dan sistem anti-rudal THAAD yang ditempatkan di Korea Selatan dan Guam–wilayah kedaulatan AS di Pasifik.

“Saya pikir, dalam musyawarah pemerintah, kemungkinan opsi ini sudah menjadi salah satu yang telah dipersiapkan,” tutur eks Wakil Menteri Pertahanan AS, David Shear.

“Kim Jong Un semakin meremehkan Amerika dan Jepang dengan uji coba rudalnya ini,” terangnya. (beng.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker