Tunda Serangan ke Guam, Cuitan Twitter Trump Puji Kim Jong Un

abadikini.com, WHASINGTON DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump memuji keputusan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un untuk menunda serangan ke Guam. Pria berusia 71 tahun itu menyebut keputusan Jong-un sangat bijak dan memiliki alasan yang baik.

“Kim Jong-un dari Korea Utara membuat sebuah keputusan yang sangat bijak dan memiliki alasan yang baik. Keputusan alternatif bisa saja menjadi bencana dan tidak dapat diterima,” kicau Presiden Donald Trump lewat akun Twitter pribadi, mengutip dari USA Today, Kamis (17/8/2017).

Pujian tersebut dibuat setelah Kim Jong-un menunda keputusan untuk menembakkan rudal balistik ke Guam yang masih masuk ke dalam wilayah kedaulatan AS. Sang Supreme Leader masih menunggu tindakan yang akan diambil Negeri Paman Sam sebelum melepaskan rudal balistiknya.

Langkah Korut tersebut menjadi sebuah sinyal positif bagi upaya meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Sebagaimana diketahui, Washington dan Pyongyang selama dua pekan terakhir saling perang kata-kata terkait rencana serangan ke Guam.

Kendati demikian, Kim Jong-un memperingatkan AS untuk berhenti memprovokasi Korut dengan tindakan yang ceroboh dan berbahaya. Sebab, Korut akan selalu merespons tanpa perlu berpikir panjang.

Sekutu sekaligus mitra dagang utama Korut, China, mendesak kedua negara yang terlibat perang kata-kata itu untuk sama-sama menginjak rem. Beijing juga mendorong AS dan Korut agar bekerja lebih keras dalam mencapai resolusi damai daripada mengambil opsi militer. Permintaan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam percakapan via telefon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

“Tugas paling penting saat ini adalah agar AS dan Korut segera menginjak rem dalam perang kata-kata serta aksi, menurunkan suhu di tengah situasi panas, dan mencegah ‘krisis Agustus’,” ujar Wang Yi, sebagaimana tercantum dalam situs resmi Kementerian Luar Negeri China.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengingatkan, tensi bisa saja meningkat kembali ketika militer AS dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan gabungan (latgab) pada 21 Agustus. Sebagaimana diketahui, segala bentuk latgab antara AS dan Korsel dianggap Korut sebagai provokasi.

Korut dan Korsel secara teknis masih berada dalam kondisi perang karena Perang Korea pada 1950-1953 hanya diakhiri dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Sebagai sekutu di kawasan, AS selalu berkomitmen untuk membantu Korsel dalam menghadapi Korut. Maka, tidak heran bila latgab kedua negara sering dianggap sebagai ajakan berperang oleh Korut. (beng.ak)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker