Indonesia Dinilai Tidak Akan Bisa Bayar Utang, Ini Penjelasannya

abadikini.com, JAKARTA- Pengamat Ekonomi Politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengungkapkan, pemerintah selama 2,5 tahun terakhir sangat enteng menumpuk utang dalam rangka menciptakan mega proyek mega proyek.  Pasalnya, secara pribadi dan keluarganya penguasa sekarang kaya raya karena hasil bagi bagi proyek APBN, tapi negara pada sisi lain harus menjadi perhatian. Karena sudah ditepi jurang yang dalam. Ada kemungkinan karena dibagi-bagikan sebagai balas jasa pada donatur pemilu 2014 lalu.

“Yang jelas, utang telah menjadi sandaran utama pemerintah dan pemerintah juga senang menyandarkan diri pada utang. Karena tidak ada jalan keluar lain yang dapat ditemukan kecuali utang. Dan memang tidak ada jalan keluar lain selain utang ditengah pelemahan ekonomi” Ujar Salamuddin di siaran pers yang di terima abadikini.com pada Kamis (17/8/2017) di Jakarta.

Menurutnya,kalau tidak utang proyek ambisiusnya semua mangkrak. Aset negara disita asing, infrastruktur yang belum jadi disita asing. Akan sama nasibnya dengan Srilangka. Namun kalau tetap ngotot berhutang, maka tahun ini sesuai angka defisit 2,92% tambahan utang pemerintah 2017 sebesar Rp. 471 triliun. Dengan demikian tambahan ini akan terbeban bunga Rp. 32 triliun pada tahun 2018

 

Baginya, tahun 2018 mendatang pemerintah akan menghadapi kewajiban Bunga sebesar Rp. 253.5 triliun, cicilan sebesar Rp. 65,5 Triliun (diambil dari data cicilan 2017), Utang jatuh tempo sebesar Rp.390 Triliun.

“Jadi total kewajiban yang harus dibayar pemerintah Jokowi pada 2018 adalah Rp. 709 triliun. Ini adalah angka yang besar. Nilai ini setara dengan 70% penerimaan pajak setahun. Darimana dapatanya. Padahal kewajiban tersebut pasti terjadi” Ungkapnya

Dia juga menambahkan, Kalau ditutup dengan utang lagi maka pemerintah harus menaikkan defisit menjadi 6% PDB. Sedangkan batas yang ditetapkan UU keuangan negara adalah 3% GDP. Lebih dari itu Jokowi langsung dijatuhkan. Jadi logika ini tidak mungkin.

Lebih lanjut lagi, Dirinya menanyakan siapa yang mau memberikan utang sebesar itu. Kalau pun China mau memberikan utang, maka tentu dengan bunga yang sangat besar karena resiko gagal bayar sangat tinggi. Indonesia merupakan negara dengan bunga paling tinggi dalam pinjaman pemerintah.

“Jadi tidak mungkin negara ini dapat membayar utang jatuh tempo, bunga, cicilan. Negara ini akan disita oleh debt collector. Dan Jokowi, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, Rini Sumarno, Darmin Nasution, pasti akan ditangkap dan disandera” Ujarnya (gh/ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker