Patahan Sejarah Antara Prabowo dan SBY Jadi Sekat Koalisi Poros Kertanegara-Cikeas

abadikini.com, JAKARTA – Kemungkinan Koalisi Partai Demokrat dan Partai Gerindra pada Pilpres 2019 kecil sekali. Menurut Direktur Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas sulit untuk mencari hubungan positif antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ada sejarah yang tidak mengenakkan antara keduanya menjadi penghalang. Apa itu? Terkait dengan hubungan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

SBY disebut ikut merekomendasikan pemecatan Prabowo Subianto. SBY salah satu jenderal yang turut menandatangani pemberhentian Prabowo dari Pangkostrad yang dilakukan oleh Presiden B.J Habibie secara terhormat pada November 1999. Fakta itu diungkap Direktur Saiful Muzani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas, Minggu (30/7/2017).

Jauh sebelumnya, Ketua Tim Investigasi TGPF (Tim Investigasi Pencari Fakta) Kerusuhan Mei 1998, Hermawan Sulistyo dalam sebuah diskusi publik yang digelar imparsial “Masa Depan Penegakan HAM Pasca pemilu 2014, Kamis (3/7/2014), mengungkapkan SBY pernah digebukiin Prabowo saat masih di Akabri dulu.

“Kenapa tidak ada orang yang bertanya dalam catatan biodatanya Prabowo, harusnya lulus tahun 1973 kenapa lulusnya tahun 1974, ini nggak ada orang yang nanya.” Kata Hermawan.

“Katanya Prabowo pinter kok nggak naik kelas, berarti ada yang lain, ya itu tadi karena (Prabowo) gebukin SBY.” lanjut dia.

“Jadi ada Prabowo, Ryamizard, Yuddy, sama ada satu lagi empat orang, saya lupa, itu kabur ke Jakarta karena ada acaranya Titiek, lagi pacaran waktu itu, balik ke sana ketahuan. Dihukum sama gubernur, gubernurnya itu bapaknya Ani Yudhoyono namanya Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, gubernur Akabri-nya.” Sebut Hermawan.

“Nah ketika mereka tahu kok ada yang tahu, satu-satunya yang tahu adalah SBY karena dia diajak nggak mau. Akhirnya Senin habis dimarahin, hari Minggu ketangkep, Senin dimarahin, Senin malamnya mereka tanya-tanya (SBY) sampai bonyok-bonyok,” ungkap Hermawan.

“Ini background kenapa nggak mungkin SBY ke sana (dukung Prabowo) meskipun kemudian besannya di sana, akhirnya dia dukung tapi nggak terang-terangan. Ini masalah gengsi. Dulu digebukin kok sekarang dukung,”ungkap Hermawan.

Berikut video pernyataan Hermawan Sulistyo saat mengungkapkan hubungan masa lalu yang kurang baik antara Prabowo dan SBY saat sama-sama masih menempuh pendidikan di akademi militer.

Rivalitas kedua jenderal bintang tersebut sedemikian sulit disatukan dalam sebuah koalisipolitik. Terakhir hal ini diperkuat fakta dengan munculnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang seakan dipaksakan munculkan pada detik-detik terakhir menjelang pendaftaran calon pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Padahal saat itu keinginan masyarakat DKI Jakarta akan munculnya dua pasangan calon demikian kuat agar dapat bertarung secara head to head dengan calon incumbent. (as.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker