Presiden Jokowi Minta Hitungan Detail Pengembangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

abadikini.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, Presiden Joko Widodo meminta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk membuka hitung-hitungan pengembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Adapun secara khusus, hitungan yang diperlukan adalah yang terkait dalam rencana pengembangan kewilayahan berbasis Transit Oriented Development (TOD).

TOD sendiri merupakan rencana pengembangan kewilayahan berdasarkan stasiun-stasiun yang rencananya akan dibangun sepanjang jalur kereta cepat. Keempat stasiun itu adalah stasiun Halim, stasiun Karawang, stasiun Walini, dan stasiun Gedebage.

Luhut mengatakan, hitung-hitungan ini harus terbuka agar pengembangan kewilayahan dengan model TOD bisa sinambung.

“Karena investasi ini memasukkan unsur TOD, sehingga ini harus dibuka agar sustain kedepannya,” jelas Luhut ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (25/7/2017).

Lebih lanjut ia menjelaskan, struktur keuangan TOD perlu dibedah agar imbal hasilnya bisa berkali-kali lipat. Ia mencontohkan skema TOD yang dijalankan proyek Light Rail Transit (LRT) yang disebutnya berpotensi menghasilkan tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR) yang tinggi

“LRT ini jadi model karena dengan struktur financing yang dibuka, IRR bisa jadi double digit. Suatu ketika, ini bisa berguna agar (pembangunan proyek lainnya) tidak gunakan state budget, kami menghindari penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). LRT ini jadi model di tempat lain,” ujarnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga mengatakan hal serupa. Ia menuturkan, Jokowi menginginkan adanya dasar perhitungan TOD karena menyangkut pengembangan bisnis kereta cepat. Adapun, keinginan tersebut disampaikannya saat rapat terbatas menyangkut kereta cepat.

“Karena hitungan TOD itu belum terjawab,” papar Basuki ditemui di tempat yang sama.

Rencananya, kereta api Jakarta-Bandung ini akan menelan dana mencapai US$5,5 miliar dengan bentangan 142,3 kilometer (km).

Pembangunan ini akan dikerjakan oleh KCIC, yang merupakan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memiliki kepemilikan 40 persen dan China Railway International Co. Ltd sebesar 60 persen.

Adapun, PSBI merupakan konsorsium dari empat Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nasional VII (Persero). (gil.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker