Krisis di Venezuela Terus Berlanjut, Lebih dari 100 Orang Tewas Dalam Bentrokan

abadikini.com. VENEZUELA – Insiden penembakan ini merupakan lanjutan dari krisis di Venezuela, dan lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan politik sejak April lalu. Seorang pria bersepeda motor menembaki sejumlah orang yang tengah antri, sehingga menewaskan salah seorang perempuan. Perawat berusia 61 tahun itu tewas akibat tertembak saat menunggu untuk memberikan suara dalam referendum tidak resmi yang digelar kelompok oposisi di ibu kota Venezuela, Caracas.

Juru bicara kelompok oposisi, Carlos Ocariz mengomentari  terkait kasus penembakan tersebut “Kami meratapi kejadian itu, dengan rasa sakit yang tak terkira.” Ujarnya

Kejaksaan Venezuela mengatakan akan menyelidiki insiden tersebut, sementara sejumlah laporan menyebut perempuan itu bernama Xiomara Soledad Scott. Dia meninggal beberapa menit setelah tiba di rumah sakit.

Secara terpisah, seorang jurnalis Luis Olavarrieta telah diculik, dirampok dan dipukuli oleh sekelompok orang. Tetapi dia berhasil melarikan diri dan sejumlah foto yang beredar memperlihatkan dirinya tengah dirawat di rumah sakit.

Pada akhirnya, setelah kejadian tersebut. Sebuah pemungutan suara resmi akan digelar pada 30 Juli untuk pembentukan majelis baru, yang memiliki kekuatan menyusun konstitusi yang baru dan membubarkan institusi negara. Namun para kritikus menganggap majelis baru tersebut sebagai tindakan yang mengarah kepada pada kediktatoran.

Para politisi oposisi kemudian menggelar jajak pendapat tidak resmi pada Minggu, dengan mendirikan tempat pemungutan suara di bioskop, lapangan olah raga dan alun-alun di Venezuela. Jajak pendapat ini juga digelar di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Hal ini pun akhirnya ditanggapi oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Baginya, hal yang mereka lakukan itu sangat tidak berarti karena kebijakan tersebut hanya dengan partai – partai oposisi yang menurutnya tidak mengikuti aturan Pemilu.

“Mereka melakukan konsultasi hanya dengan partai-partai oposisi, dengan mekanisme mereka sendiri, tanpa mengikuti aturan pemilu, tanpa verifikasi terlebih dahulu. Seolah-olah mereka otonom dan memutuskan sendiri,” katanya. (gh/ak)

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker