Yusril: Waspadalah Terhadap Penyebaran Simbol Komunisme dan PKI

abadikini.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra angkat bicara kaitan dengan makin maraknya penyebaran simbol-simbol PKI akhir-akhir ini.

Yusril katakan, Gambar dan simbol Palu Arit yang melambangkan Komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) kini bermunculan di mana-mana, Pemunculan simbol Komunis itu nampak seperti sengaja, sistematis dan makin hari makin meluas.

“Simbol itu baru-baru ini tiba-tiba muncul di Madura, dekat pondok pesantren yang besar dan berpengaruh, Pesantren Banyu Anyar dan Darut Tauhid, di daerah-daerah lain, simbol Komunis itu sering pula dimunculkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat,” kata Yusril kepada abadikini.com melalui sambung telepon, Jumat (10/2/2019) pagi.

Dia, Yusril mengajak kepada Rakyat Indonesia dimanapun berada, simpatisan dan pendukung PBB dan lebih khusus kepada Umat Islam untuk lebih waspada.

“Saya menyerukan kepada warga, simpatisan dan pendukung Partai Bulan Bintang khususnya dan umat Islam umumnya agar berhati2 dan waspada,” serunya.

“Munculnya simbol Komunis itu bisa benar-benar dilakukan oleh anak-cucu dan simpatisan PKI zaman dulu, bisa pula aksi pancingan agar ada keresahan dan kemudian reaksi  dari umat Islam,” sambung Yusril.

Mantan Menteri Sekertaris Negara itu menceritakan bahwa warga Bulan Bintang (Keluarga Masyumi) menjadi sasaran PKI, karena sikap politik Masyumi yang anti Komunis dan anti Nasakom.

“Dalam sejarah politik di negeri kita, warga Bulan Bintang (keluarga Masyumi dulunya) adalah sasaran utama PKI untuk dihabisi,” tuturnya

“Pembunuhan dan pembantaian terhadap keluarga Masyumi mulai terjadi sejak Peristiwa Madiun tahun 1948, terus berlanjut secara sporadis sampai Masyumi dibubarkan tahun 1960, yang salah satu penyebabnya adalah sikap anti Komunis dan anti Nasakom yang dipaksakan untuk diterima di zaman itu,” sambung Yusril

Lanjut Yusril mengatakan, bangsa kita kini sedang diuji dan diobok-obok dimulai dengan keresahan dan menumbuhkan rasa curiga satu sama lain, karena menrut Yusril, kecurigaan ini lama kelamaan bisa memancing bentrokan. 

“Inilah yang dinamakan konflik sosial yang mendorong terjadinya perang saudara, kalau bangsa ini terpecah belah, dengan mudah negara ini jatuh pada kekuatan-kekuatan asing,” ungkap Yusril.

Pria yang biasa di panggil bang prof ini nenegaskan, menurut Undang-undang 1966 pemerintah seharusnya bersikap tegas, yusril tegaskan kembali ketegasan itu seharusnya datang dari Preaiden Jokowi.

“Pemerintah kita, sejalan dengan amanat Ketetapan MPRS tahun 1966 yang hingga kini masih berlaku, seharusnya bersikap tegas menindak penyebar simbol-simbol Komunisme yang meresahkan masyarakat ini,” tegasnya.

“Arahan seperti itu seharusnya datang dari Presiden dan dilaksanakan secara konsisten oleh aparat penegak hukum di seluruh tanah air, jangan keadaan seperti ini dibiarkan berkembang dalam masyarakat kita,” sambungnya.

Dia, Yusril mengajak, kepada segenap warga, pendukung dan simpatisan Bulan Bintang, saya menyerukan agar meningkatkan kewaspadaan, tetaplah sabar, namun hati2lah! Ajak seluruh keluarga, teman dan handai tolan untuk menyadari ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

“Perkuat keimanan dan ketakwaan serta keyakinan kepada ajaran-ajaran Islam dan jauhkan diri masing-masing dan orang2 di sekitar kita dari provokasi dan memecah-belah masyarakat dengan penyebaran simbol-simbol Komunis dan PKI ini,” ujarnay.

“Pemerintah dan warga Bulan Bintang wajib pula untuk memahami dengan sungguh2 makna Pancasila sebagai landasan falsafah bernegara kita. Inilah titik temu atau “kalimatin sawa’ bainana wa bainahum” yang menyatukan seluruh komponen bangsa kita, Komunisme tidak mendapat tempat di negara yang berlandaskan kepada Pancasila itu!,” pungkasnya. (solihinp.abadikini)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker