Inilah Sosok Jenderal TNI Dibalik Suksesnya Operasi Kimbely Papua

abadikini.com, PAPUA- Operasi pembebasan desa Kimbely dan desa Binti yang melibatkan 13 anggota Kopassus, 30 pasukan Batalyon 751 Raider, serta 2 tim Peleton Intai Tempur Kostrad atau Tontaipur patut diapresiasi karena dilakukan dengan sangat cepat, tepat dan akurat.

Operasi itu juga didukung pasukan Yonif 754/EMK yang bertugas menyekat dan mengamankan ring luar.  Di balik peran serta para prajurit di lapangan sebagai ujung tombak sebuah operasi militer, ternyata ada sosok perwira tinggi TNI AD bintang dua yang merancang dan mengendalikan jalannya operasi senyap tersebut. 

Dia adalah Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI George Elnadus Supit yang bertindak selaku Panglima Komando Operasi Papua. Selama kurang lebih dua minggu, Mayjen George tinggal di Tembagapura untuk menyiapkan sebuah operasi pembebasan.

Perwira tinggi bintang dua peraih Bintang Jasa Kartika Eka Paksi Naraya ini pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat yang lama malang-melintang di berbagai jabatan operasi TNI-AD sehingga sangatlah menguasai sebuah operasi militer. Mayjen TNI George Supit juga dikenal sebagai sosok perwira tinggi yang tenang, tegas, dan cermat serta teliti dalam bertindak.

Ada salah satu peristiwa menarik ketika usai Operasi Senyap dilakukan, tampak Mayjen TNI George E Supit turun ke lapangan untuk meninjau situasi Desa Kimbely tanpa menggunakan rompi anti peluru, helm tempur, serta tidak membawa senjata. Hanya menggenggam tongkat komando di tangan kiri dan HT di tangan kanan.

Hal ini tentu sudah diperhitungkannya dengan matang. Secara tidak langsung dia ingin menunjukkan bahwa situasi sudah aman terkendali. Selain itu George Supit tentu memiliki keyakinan yang kuat bahwa para prajurit di lapangan telah bertugas dengan baik. 

Selama menjabat sebagai Panglima Kodam XVII/Cenderawasih berbagai prestasi telah berhasil diraihnya, seperti kembalinya ratusan anggota milisi OPM beserta simpatisan OPM ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, maupun panen raya pertanian di berbagai kampung dan distrik melalui program pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Melalui pendekatan keagamaan dan budaya pun dilakukan sosok jenderal religius ini agar dapat merangkul masyarakat Papua sehingga tidak terprovokasi oleh janji-janji manis pihak OPM. Pendekatan humanis ini tentu menjauhkan penggunaaan letusan senjata, karena mereka semua adalah rakyat Indonesia yang perlu dibina dan dirangkul agar dapat turut serta di dalam pembangunan Papua.

Pendekatan yang dilakukan selama ini oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Supit tujuannya tak lain adalah untuk kesejahteraan masyarakat Papua, dengan disertai pemahaman tentang pentingnya berbangsa dan bernegara agar tercipta ketertiban serta keamanan yang secara langsung akan memunculkan sikap saling hormat menghormati antara TNI dengan rakyat Papua. (ak.rmol)

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker